gambar manakah yang menunjukkan jenis seni peran yang kamu ketahui

Surealisme Mendengar kata "surreal" yang terlintas adalah hal-hal yang dianggap aneh, tidak biasa, unik, dan seperti mimpi.Begitu pun dengan lukisan bergaya surealisme. Contohnya adalah "The Persistence of Memory", lukisan cat minyak karya Salvador Dali yang menampilkan gambar beberapa jam yang terlihat meleleh di sebuah gurun.Banyak pelukis surrealist yang berpendapat karya mereka Karikaturbiasanya digunakan oleh ilustrator politik, yang sering mengolok-olok atau mengkritik pemimpin dan skenario. Bentuk ilustrasi ini biasanya didefinisikan dengan humor. Anda juga mungkin akrab dengan seniman karikatur yang membuat gambar karikatur dengan gaya orang biasa di jalan atau di pameran dan festival. Olehkarena itu gambar merupakan bahasa manusia yang paling penting dan selalu mewarnai peradaban bangsa setiap zaman. Ada beberapa jenis gambar yang dikenal dalam dunia seni rupa. Jenis-jenis gambar tersebut antara lain, yaitu; Gambar Kreatif dan Gambar Konstruktif. Sedangkan fungsi dan unsur gambar dapat kalian baca pada artikel berikut ini. Adaempat jenis e-commerce, yaitu B2B ( business to business ), B2C ( business to customer ), C2C ( customer to customer ), dan C2B ( customer to business ). Contoh perusahaan retail e-commerce adalah Amazon, Tokopedia, Lazada, Shopee dan semacamnya. 2. Gift Shop. Adatiga bentuk reaksi dalam penyesuaian diri yang salah, yaitu: 1. Reaksi Bertahan (defence reaction) Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak mengahdapi kegagalan. Ia selalu berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk reaksi bertahan antara lain: a) rasionalisasi yaitu suatu usaha bertahan mơ thấy quan hệ với người âm. Jakarta - Seni rupa adalah wujud dari budaya yang berasal dari pemikiran atau perasaan manusia. Jika kamu pernah pergi ke museum dan melihat lukisan-lukisan para seniman, secara tidak langsung kamu telah menikmati bentuk dari seni rupa juga bagian dari bentuk jenis seni dengan medium yang dapat dilihat secara kasat umum, seni didefinisikan sebagai manifestasi dari segala yang dilakukan oleh seseorang dengan menciptakan kemewahan, kenikmatan, dan kebutuhan Seni RupaMelansir dari buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa 2015 oleh Sofyan Salam, dan kawan-kawan, seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan dari seni rupa ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan garis besar, terjemahan dari seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art ini menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa dasar ini, kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam pembahasan visual dengan jenis seni lain, seni rupa ini menjadi karya yang selalu menonjolkan nilai-nilai estetika atau keindahan. Dalam konteks ini, seni rupa berfungsi sebagai medium untuk memperindah suatu objek atau praktis, seni rupa memang untuk menunjukkan sisi keindahan. Akan tetapi, seni rupa ini juga sangat berpengaruh pada cara menikmati, mengolah, dan menilai suatu Seni RupaAdapun beberapa unsur dalam seni rupa, yaitu1. GarisGaris merupakan unsur mendasar dan unsur paling penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Perwujudan karya seni rupa pada umumnya diawali dengan coretan garis sebagai memiliki 2 dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus, seperti pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan RautRaut adalah tampak dari potongan atau bentuk dari suatu objek. Di mana raut dapat terbentuk dari garis yang mencakup ukuran luas tertentu yang membentuk raut juga dapat berarti perwujudan dari sebuah objek atau sering disebut bidang atau atau bangun, yaitu unsur yang selalu berkaitan dengan benda, baik benda alami maupun lain sisi, bidang dapat berupa bangun beraturan seperti lingkaran, segi empat segi tiga atau tidak beraturan. Selain berupa bangun, benda juga memiliki bentuk RuangRuang menjadi unsur dari sebuah karya seni rupa yang menunjukkan dimensi dari karya seni rupa tersebut. Artinya, ruang dua dimensi hanya menunjukkan ukuran atau dimensi panjang dan lebar. Sedangkan ruang pada karya seni rupa berbentuk tiga dimensi, karena adanya volume yang memberikan kesan yang TeksturUnsur tekstur atau sering kali disebut barik adalah kualitas taktil dari suatu permukaan. Taktil artinya dapat diraba atau yang berkaitan dengan indra samping itu, tekstur juga dapat dimaknai sebagai penggambaran struktur permukaan suatu objek baik halus maupun WarnaWarna adalah unsur yang pada dasarnya merupakan kesan dan ditimbulkan akibat pantulan cahaya yang mengenai permukaan suatu karya seni rupa, warna dapat berwujud seperti garis, bidang, ruang, dan nada gelap Seni Rupa di IndonesiaUntuk mengetahui contoh seni rupa yang ada di Indonesia, berikut ini beberapa Seni patung yang ada di daerah Papua dan Sumatra Utara2. Seni ukir yang ada di daerah Toraja3. Batik yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta4. Kain tenun dari daerah Sumba5. Anyaman dari daerah Banyuwangi dan Jawa TengahNah, itulah pengertian seni rupa beserta unsur dan contohnya di Indonesia. Apakah detikers sudah pernah melihat langsung karya seni rupa? Simak Video "Ganjar Jadi Dewan Kehormatan Paguyuban Seni Budaya Banten" [GambasVideo 20detik] faz/faz Jenis-Jenis Gambar, Fungsi dan Unsur Gambar yang Perlu Kalian Ketahui - Unsur-unsur utama rupa adalah gambar, sehingga gambar dikenal juga sebagai ibu dari dunia kesenirupaan. Melalui gambar, manusia dapat menuangkan imajinasi kreatifnya. Gambar merupakan bahasa yang universal dan semua bangsa mengenal serta dapat berkomunikasi melalui gambar. Oleh karena itu gambar merupakan bahasa manusia yang paling penting dan selalu mewarnai peradaban bangsa setiap zaman. Ada beberapa jenis gambar yang dikenal dalam dunia seni rupa. Jenis-jenis gambar tersebut antara lain, sebagai berikut. Jenis-Jenis Gambar 1. Gambar Kreatif Ada beberapa macam gambar kreatif atau gambar yang dibuat atau dikerjakan secara bebas, tetapi harus tetap memenuhi kaidah-kaidah logika lazim secara umum. Para penggambar dapat mengungkapkan emosinya melalui gambar yang dikerajakan secara spontan. Yang termasuk dalam jenis gambar kreatif antara lain. Jenis-jenis Gambar Kreatif a. Gambar Bentuk Gambar Bentuk adalah gambar yang menggunakan objek gambar secara nyata, dan memiliki volume, bayangan, efek bahan, maupun kelengkapan dalam bentuk yang utuh. Gambar bentuk dapat dibuat dalam bentuk gambar berwarna maupun gambar hitam putih. Objek gambar bentuk sangat luas, dari benda-benda rumah tangga, hewan, tumbuhan, manusia, alam, maupun gambar imajinatif yang dikonkritkan. b. Gambar Ekspresif Gambar ekspresif adalah gambar yang dibuat berdasarkan penafsiran bentuk riil ke dalam bentuk ungkapan secara pribadi, serta subjektif selaras dengan emosi. Pendekatan ekspresi merupakan salah satu cara menuangkan gagasan kreatif baik baik dalam mewujudkan warna, bentuk maupun aspek rupa lainnya. Perasaan sedih, kecewa, marah, kesal, berontak, kagum, gembira, baik secara tampak maupun dalam pemilihan warna dan bentuk garis. Objek gambar ekspresif sangat bebas, bahkan dapat berupa gambar khayalan. Baca juga Cara Menggambar Binatang Berkaki Empat Teknik Menggambar Manusia dan Aktifitasnya 2. Gambar Konstruktif Gambar konstruktif adalah gambar yang dibuat menurut kaidah-kaidah objek suatu gambar. Baik ukuran, skala, perspektif, bayangan, volume, hingga bahan sesuai dengan objek gambar. Jenis-jenis gambar yang termasuk kategori gambar konstruktif antara lain sebagai berikut. Jenis-jenis Gambar Konstruktif a. Gambar Tampak Gambar tampak atau gambar teknik dilihat berdasarkan penampakan setiap bagian tampak atas, tampak depan, tampak samping, atau tampak bawah. Juga dikenal sebagai gambar tampak, diataranya tampak atas, samping kanan dan samping kiri. Dikenal juga dalam dunia gambar teknik yaitu posisi tampak model eropa dan model amerika. b. Gambar Perspektif Gambar Perspektif adalah gambar yang dibuat berdasarkan kaidah-kaidah objek suatu gambar, dengan satu titik hilang, dua titik hilang, tiga titik hilang, atau titik hilang diluar bidang gambar. Kesan perspektif tiga dimensi adalah keterbatasan persepsi mata manusia dalam menangkap benda/ objek secara utuh. Jenis gambar perspektif antara lain; gambar pandang mata burung dan gambar pandang mata katak. c. Gambar Isometri Gambar isometri adalah gambar yang dibuat berdasarkan kaidah-kaidah objektif suatu gambar dengan mengurangi kesalahan persepsi manusia. Dalam penglihatan mata normal, gambar isometri terlihat janggal sebab tanpa adanya pengecilan apabila posisi gambar jauh dari mata. Baca juga Gambar Teknik Proyeksi Pengertian dan Jenisnya 2 Cara Memproyeksikan Benda atau Objek Fungsi Gambar Beberapa fungsi gambar dalam kehidupan manusia sehari-hari antara lain sebagai berikut; a. Merekam Objek Pada awalnya nenek moyang manusia memanfaatkan gambar untuk merekam peristiwa-peristiwa yang ada disekitarnya, dengan menggambar tubuh dan benda sehari-hari. Kemudian pada masa awal sejarah peradaban manusia, gambar telah dimanfaatkan untuk mendokumentasikan dan merekam semua pengalaman maupun kegiatan yang dilakukan manusia pada zamannya. Meskipun telah ditemukan teknologi fotografi, gambar masih dipakai sebagai perekam semua aktifitas kehidupan manusia dengan berbagai teknik pengungkapan. b. Berimajinasi Secara Kreatif Gambar juga bisa dipakai sebagai wahana perekam gagasan konkrit yang muncul dari imajinasi manusia yang mengiringi aktifitas kreatif manusia. Otak manusia, seperti halnya komputer mengolah dan mematangkan gagasan-gagasan tersebut. Kemudian melalui kemampuan dan daya kreatif menggambar diungkapkan menjadi sesuatu yang konkrit sehingga dapat diamati oleh dirinya sendiri sebagai rekam visual dan juga orang lain sebagai apresiator. c. Komunikasi Gagasan Selain untuk merekam ide gagasan, gambar harus dapat dipahami orang lain, baik sebagai apresiator atau pelaksana kerja. Gambar kerja khususnya dapat dimengerti dan dicerna oleh pelaksana teknisi untuk menjadi sesuatu bangunan, benda, dan karya lainnya. Misalnya sebuah bangunan dibuat oleh seorang perancang yang kemudian dibuat komponennya, dibangun dan didirikan oleh para teknisi. d. Dokumen Gambar juga memiliki peran sebagai dokumen teknisi, terutama karya-karya yang akan diindustrialisasikan. Peranan gambar lebih besar sebagai dokumen budaya dan dokumen sejarah yang dapat menunjukkan tingkat peradaban suatu bangsa di zamannya. Unsur-Unsur Gambar Agar dapat terwujud menjadi sesuatu yang tampak utuh, gambar harus memenuhi sejumlah unsur-unsur pembantuknya. Unsur-unsur gambar antara lain sebagai berikut. a. Titik Titik adalah unsur gambar yang paling esensial. Sebuah gambar pada bidang kosong akan selalu berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik akhir. b. Garis Garis adalag kumpulan sejumlah titik yang ditarik secara bersambung. Ada dua macam garis, yaitu garis lurus dan garis melengkung bebas. Garis dapat dibentuk menjadi berbagai variasi; tebal, tipis, dan putus-putus. Dari aspek ekspresi garis dapat dibuat menggunakan alat bantu atau dengan tangan bebas. c. Bidang Bidang adalah area yang dibuat oleh pertemuan garis pada satu atau lebin titik pertemuan sehingga luasnya dapat diukur. Bidang dapat berkesan datar, dapat pula berkesan 3 dimensi. d. Citra Citra adalah kesan yang ditimbulkan oleh suatu objek gambar sehingga membentuk persepsi tertentu bagi pengamatnya. Untuk memberikan kesan jauh pada objek gambar misalnya, sering diberi baur warna putih dan biru. Sedangkan benda-benda yang dekat dengan pandangan mata sering diberi campuran warna kuning dan merah. Citra pada suatu objek gambar juga dapat dicapai menggunakan permainan tekstur, bayangan, volume, kesan maupun komposisi. Demikian pembahasan tentang "Jenis-Jenis Gambar, Fungsi dan Unsur Gambar yang Perlu Kalian Ketahui" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel seni rupa menarik lainnya di situs Teater atau pertunjukan drama memperlukan beberapa aktor dan aktris untuk menjadi pemeran karakter dalam drama tersebut. Aktor ataupun aktris dapat menjadi sebuah karir yang luar biasa. Sebagai contohnya di Indonesia banyak aktor dan aktris yang berkarir hingga internasional. Menjadi aktor atau aktris dalam teater perlu mempelajari teknik dasar seni peran dengan terkaitFungsi Seni TeaterSeni Sastra Sumbawa LawasFungsi Seni PertunjukanFilm Indonesia dengan Biaya Pembuatan TermahalPada dasarnya terdapat 10 teknik yang bisa dilatih para pemain agar dapat mengembangkan diri mereka. Teknik dasar seni peran tersebut diantaranya adalah1. Teknik Olah PikiranMengolah pikiran dapat membantu pemain untuk menjiwai suatu peran dalam cerita. Teknik dasar seni peran pertama dapat dilatih dengan cara seperti berikutMengolah pikiran dari jiwa Teknik ini memisahkan pikiran dengan perasaan dan emosi yang dialami. Mengolah pikiran dengan mengingat tokoh – Mengingat semua tentang peran yang akan dimainkan dan dimaknai dengan lebih pikiran dengan indra manusia Menggunakan kelima indra manusia untuk merasakan setiap unsur kehidupan yang ada. Mendapatkan esensi dari yang dapat dirasakan seperti mencium wangi sedap, mendengar jeritan, disentuh kekasih, bernyanyi, dan imajinasi terhadap karakter yang dimainkan dan posisi karakter berada akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengolah Teknik Olah SuaraMengolah suara dapat membantu untuk memberikan karakter yang lebih baik dengan pemberian intonasi dalam pengucapan. Membawa intonasi yang tinggi saat karakter sedang marah dapat membuat penonton merasakan amarah yang dikeluarkan. Menggunakan suara yang tersendu-sendu saat menangis akan mengundang rasa simpati. Hal yang harus diolah dalam suara adalahUcapan kata harus jelas Jelasnya ucapan dapat membuat penonton mengerti apa yang diucapkan oleh pemeran. Selain itu sebagai kejelasan kepada pemain lainnya untuk melakukan aksi kata mempunyai tekanan yang bisa dimainkan Adanya penekanan atau intonasi kata dalam suatu kalimat dapat membuat penonton merasakan kata mempunyai volume suara yang tepat Suara yang bervolume tepat membuat situasi menjadi lebih nyata. Teriakan memerlukan suara yang kencang, berbeda dengan saat menangis yang mengeluarkan suara ini cara berlatih olah suara Melatih kejelasan ucapanMelakukan naskah drama dengan cara berbisik dengan lawan main dan melatih pengucapan kata yang susah berulang kali. Selain itu juga membaca naskah drama dengan tempo yang tekanan ucapanTekanan Dinamik Merupakan keras dan pelannya suatu ucapan. Penggambaran isi pikiran dan perasaan dapat diperjelas melalui tekanan ini. Seperti contohnya “Saya suka BINATANG ayam”, menandakan karakter tersebut menyukai ayam sebagai binatang, bukan sebagai sumber Tempo Tempo digunakan untuk mengatur lambat dan cepatnya suatu percakapan. Sebagai contohnya karakter yang dalam situasi ria akan mengeluarkan tempo dengan lebih cepat daripada Nada Melatih intonasi nada dapat membuat karakter tersebut memasuki situasi yang volume ucapanMengatur suara dari pembacaan naskah menjadi dasar dalam berperan. Cara melatih volume dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan bantuan seseorang untuk mendengar lalu mencoba berbagai volume untuk jarak yang bervariasi. Tujuan dari latihan ini adalah menentukan apakah volume sudah jelas atau tidak, menggambarkan suasana, dan wajar? Cara lain adalah latihan menggumam. Menggumam harus jelas dan stabil, lancar dengan menggunakan terkaitManfaat Belajar SeniKebudayaan JawaPerbedaan Seni dan KeindahanTarian Tradisional Sumatera Barat3. Teknik Olah TubuhMemainkan sebuah karakter tidak hanya menggunakan suara tapi juga menggunakan tubuh. Menggerakan tubuh menggabungkan pikiran dan emosi yang dialami oleh karakter. Seorang pemeran yang profesional dapat menirukan mimik gerakan dan berubah menjadi orang lain saat diminta. Cara mengolah tubuh dapat dengan memperhatikan lingkungan sekitar yang terjadi secara natural. Memperhatikan gestur tubuh seseorang ketika mengalami sesuatu atau apa yang akan dilakukan seseorang ketika ia mempunyai emosi mengolah tubuh terdiri dari beberapa cara untuk melatih tubuh sesuai dengan anggota tubuhnya. Beberapa cara melatih anggota tubuh yaituMelatih kepala dan LeherTerdapat 4 langkah untuk melatih kepala dan leher, yaituMenjatuhkan kepala ke depan lalu ayunkan kiri dan ke kananMenjatuhkan kepala ke arah kanan lalu ayunkan ke kiri melalui bagian depan, setelah itu diayunkan kembali ke kenan melewati bagian bahu dengan cara yang sama dengan sebelumnyaMelakukan gerakan bersamaan dengan kaki dan tangan yang gerakannya Tubuh Bagian AtasBerguna untuk membuat tubuh menjadi lebih lentur dan siap melakukan hal yang dilakukan karakter dalam peran. Cara melatihnya adalah sebagai berikutBerdiri dengan merenggangkan kaki sekitar 60 sentimeterMenekuk lutut sedikit lalu mencondongkan kedua tubuh kedepanTubuh dibiarkan posisi seperti itu untuk beberapa saatLalu menegakkan tumbuh kembali hingga lurusUlangi dengan arah yang berbeda kiri, kanan, belakangMelatih pinggul, lutut, dan kakiBerguna untuk melatih pergerakan dan melenturkan bagian bawah tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikutBerdiri tegak serta kaki rapat, menekuk lutut lalu kembali tegakBerdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain lurus ke depan. Menekuk lutut lalu kembali tegak. Dilakukan lutut ke kiri dan kanan dan buat gerakan variasi pada seluruh batang tubuhBergna untuk melatih pergerakan tubuh secara menyeluruh dan melenturkan tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikutBerdiri tegap, angkat tangan ke atas, lalu loncat dan meregangkan diri. Setelah itu merapatkan kembali tubuh secara pelan-pelan sambil seluruh tangan dan kaki ketika di melatih anggota tubuh, teknik dasar seni peran juga terdapat cara untuk melatih gerakan berjalan, berlari, dan meloncat. Gerakan berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain akan disesuaikan dengan karakter peran yang terkaitUnsur-Unsur Keindahan Seni TariTarian Tradisional Sumatera BaratCara Mengatasi Demam Panggung dengan CepatUnsur-unsur Pementasan Drama yang WajibMenurut Bolelawski ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik dasar dalam seni peran, yaitu sebagai berikutFokus / KonsentrasiKonsentrasi diperlukan untuk tetap fokus terhadap karakter yang akan diperankan di dalam cerita. Karakter dalam cerita dapat dipelajari lebih lanjut dengan masuk kedalam karakter tersebut dengan konsentrasi. Tujuan fokus adalah mengubah karakter diri pemain menjadi karakter emosi sangat berpengaruh untuk memerankan sebuah peran. Mengingat suatu kejadian dalam hidup kita yang sejenis dirasakan oleh karakter yang diperankan dapat membuat karakter semakin hidup. Menyalurkan ekspresi yang dirasakan dari ingatan tersebut dari ingatan membuat ekspresi menjadi lebih natural. Contohnya adalah mengingat lucunya lelucon yang diberikan pelawak pada saat datang ke acara stand-up DramatisMerupakan suatu kegiatan yang menggabungkan ekspresi dan emosi. Hal ini dapat dibantu dengan perasaan yang didapat dari ingatan emosi yang dijelaskan sebelumnya. Mendapatkan laku dramatis yang baik dapat dilakukan dengan cara melatih diri berkali kali hingga bisa. Contohnya adalah menggunakan ingatan lucunya lelucon seseorang dan menggunakan emosi tersebut untuk WatakAktor atau aktris profesional harus mendapatkan esensi dari karakter yang diperan dengan baik. Aktor atau aktris harus bisa memerankan karakter fiktif tanpa menyematkan karakter pribadi mereka sedikitpun. Segala hal mulai dari gerakan, gesture, bahkan hingga cara berpikir dan melakukan segala sesuatu berpengaruh dalam membangun teknik dasar yang menjadi alternatif lain apabila melakukan konsentrasi, ingatan emosi, laku dramatis, dan pembangunan watak sulit. Observasi dilakukan untuk mengetahui karakter yang akan diperankan. Cara melakukan observasi adalah dengan mengamati baik-baik dan mencari informasi mengenai karakter dan TempoPenggunaan irama dan tempo dibuat untuk membawa penonton masuk kedalam situasi yang ada didalam cerita. Irama musik menjadi pengiring untuk mendapatkan suasana hidup dalam cerita, membuat cerita menjadi lebih berwarna dan tidak membosankan. Pada umumnya ada tiga bahan yang harus dilatih pemeran, yaituMimik Pernyataan atau perubahan gerak-gerik mata, mulut, bibir, hidung, atau kening. Gestur Cara bersikap dengan menggerakan anggota tubuh. Vokal Memainkan suara dan intonasi dalam berbicara. Home Lainnya Seni Budaya 147 guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami tujuan pembelajaran dan mengaitkan dengan sub-materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik lebih lanjut. Melalui gambar pementasan teater yang dimunculkan bersifat hanyalah bersifat rangsang kreatif agar peserta didik terlibat dalam situasi pembelajaran yang akan ditempuh. Melalui rangsang gambar ini, dapat digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik sebelum pembelajaran sesungguhnya dilakukan. Artinya, rangsang kreatif peserta didik melalui gambar pementasan teater dapat dijadikan sebagai kegiatan pretest tes awal bagi peserta didik sebagaimana tertera pada tabel 1. Tabel 1. Pengamatan Seni Peran Melalui Rangsang Gambar Adegan Pementasan Teater No Gambar Pernyataan 1. 1. Gambar manakah yang menunjukkan karakter seni peran yang kalian ketahui? Taggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan biasanya bersifat unik dengan kecenderungan melibatkan pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 2. 2. Dapatkah kalian memeragakan salah satu adegan karakter seni peran berdasarkan gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan biasanya bersifat unik dan praksis dengan kecenderungan melibatkan pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 3. 3. Apa perbedaan yang menonjol berdasarkan karakter penokohan seni peran dari contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan bersifat analisis dengan kecenderungan melibatkan selera pengamatan visual sesuai pengalaman apresiasi seni peserta didik. 4. 4. Dapatkah kalian mengidentiikasi pengertian seni peran dari contoh gambar tersebut? Tanggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan bersifat analisis dengan kecenderungan melibatkan selera pengamatan visual sesuai pengalaman apresiasi seni peserta didik. 5. 5. Bagaimanakah pendapat kalian terkait keberadaan aktor dan aktris seni teater tradisional yang ada di daerah kalian? Taggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan biasanya bersifat analisis dengan kecenderungan melibatkan pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 1 4 7 2 5 8 3 6 9 148 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Aktivitas Peserta Didik Aktiitas peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui pengamatan gambar adegan pementasan teater yang dimunculkan dipastikan memiliki kecenderungan jawaban sangat beragam dan dapat memacu pada kegiatan pembelajaran tanya jawab. Dengan jawaban yang berbeda untuk setiap peserta didik, jadikan sebagai modalitas untuk terlibat aktif dalam suasana pembelajaran yang sesunguhnya. Pendapat peserta didik apakah benar atau salah perlu dihargai dengan pujian atau arahan untuk memotivasi peserta didik agar terpacu untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut terkait materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik. Jika proses pembelajaran melalui rangsang gambar adegan pementasan tradisional yang dimunculkan kurang efektif dan membingungkan peserta didik dalam pembelajaran. Guru disarankan untuk menfasilitasi peserta didik dengan mencari media lain; video keragaman jenis dan gaya seni peran dalam bentuk cuplikan atau potongan pementasan teater tradisional setempat atau teater daerah lain. • Langkah selanjutnya, setelah peserta didik menjawab pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik dan guru memperoleh jawaban atau tanggapan dari peserta didik. Guru tetap senantiasa untuk motivasi dan menfasilitasi peserta didik pada langkah pembelajaran selanjutnya. Yakni, peserta didik melakukan pengamatan mendalam bersumber ragam pementasan teater dengan sub-materi memahami jenis atau gaya seni peran dengan cara peserta didik melakukan analisis sebagaimana tertuang dalam tabel 2. Tabel 2. Analisis Ragam Jenis atau Gaya Seni Peran Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater No Gambar Nama Peran Ragam Gaya Seni Peran Uraian Alasan Komikal Realistis Agung 1. Seorang Raja ✓ Jenis atau gaya seni peran atau aksi pemeranannya cenderung menggunakan jenis atau gaya besar granstyle atau gaya agung dengan teknik seni peran menggunakan teknik distorsi atau pengembangan dengan sumber cerita atau lakon yang dibawakan cerita Babad, kisah para raja, hikayat para leluhur, dst., Epos Mahabarata dan Ramayana, dst. Seni Budaya 149 No Gambar Nama Peran Ragam Gaya Seni Peran Uraian Alasan Komikal Realistis Agung 2. Ibu Rumah Tangga ✓ Jenis atau gaya seni peran atau aksi pemeranannya cenderung menampilkan dengan gaya prilaku keseharian realistis dan logis, apa adanya dan masuk akal. Teknik seni peran menggunakan teknik realistis tanpa penyederhanaan stilasi atau pun pengembangan distorsi dengan sumber cerita atau lakon yang dibawakan biasannya cerita Roman sejarah dan keluarga bersumber peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan masyarakat pemilik seni tradisional. 3. Pak Haji 4. Jawara 5. Dalang 6. Juru Dongeng 7. Hansip ✓ Jenis atau gaya seni peran atau aksi pemeranannya menggunakan jenis atau gaya komikal komedian, humoris, lawakan, goro-goro, dst cenderung menghibur. Teknik pemerannya menggunakan teknik penyederhanaan stilasi , baik gaya aktingnya maupun dalam unsur pendukung seni peran. Sumber cerita atau lakon yang dibawakan bersumber semua cerita Roman, Babad, Epos, Desik kisah 1001 Malam dst. 8. Penjahat dan Polisi ✓ Jenis atau gaya seni peran atau aksi pemeranannya cenderung menampilkan dengan gaya prilaku keseharian realistis dan logis, apa adanya dan masuk akal. Teknik seni peran menggunakan teknik realistis tanpa penyederhanaan stilasi atau pun pengembangan distorsi dengan sumber cerita atau lakon yang dibawakan biasannya cerita Roman sejarah dan keluarga bersumber peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan masyarakat pemilik seni tradisional. 9. Pemuda Informasi Guru Jawaban peserta didik pastinya sangat beragam. Biarkan situasi pembelajaran lebih hidup dan beragam tanggapan. Guru senantiasa memotivasi dan menfasilitasi evaluasi bersama melalui silang jawaban atau pendapat antar peserta didik. Untuk kelancaran pembelajaran pada tahap pembelajaran inti, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik dengan cara membuat kelompok diskusi. Pembagian kelompok diskusi, hendaklah memperhatikan pembagian 150 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK kelompok berdasarkan keragaman atau pemerataan kemampuan peserta didik. Artinya, setiap kelompok terdiri dari para peserta didik yang memilki kencederungan belajar yang berbeda, yakni kelompokan peserta didik, antara yang rajin dan kurang rajin dengan teknik pembagian dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik dari antusias atau semangat pembelajaran sebelumnya. Aktivitas Peserta Didik • Langkah pembelajaran selanjutnya, setelah kondisi peserta didik dibagi dalam kelompok diskusi. Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk aktif menjawab pertanyaan dengan sub-materi tertuang pada tabel 3. Tabel 3. Format Diskusi Hasil Pengamatan Seni Peran Melalui Rangsang Gambar Adegan Pementasan Teater Nama Peserta didikKelompok NIS HariTanggal Pengamatan No. Unsur Pengamatan Uraian Hasil Pengamatan 1 Nama Peran Peran Raja, contoh jawaban sesuai gambar 1. 2 Kedudukan Peran Protogonis atau pemeran utama karena melalui tokoh ini cerita menjadi berkembang dari awal sampai akhir cerita. 3 Gaya Seni Peran Gaya Agung, jawaban sesuai gambar 1. 4 Unsur Seni Peran Pakaian kebesaran raja mahkuta, rias karakter bijaksana dst., unsur property singgasana raja dst. 5 Gambaran Singkat Adegan Peran Umpamanya Seorang raja yang tengah murka karena khabar bahwa anaknya Borosngora berguru bukan mencari ilmu kemuliaan, dst. Infomasi Guru Jawaban di atas hanyalah sebuah contoh dalam menafsir atau menginterpretasi seni peran melalui rangsang gambar pementasan teater tradisional gambar nomor 1. Oleh karena itu, peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih salah satu dari gambar pementasan teater tradisional yang akan dijadikan topik pembahasan. Pengalaman dan Seni Budaya 151 aktiitas peserta didik dalam menjawab pertanyaan pada kolom tabel yang ditugaskan adalah modal kreativitas menggali dan mengembangkan imajinasi seni peran dengan teknik seni peran dan mengkomunikasikannya bersumber pengetahuan dan pengalaman peserta didik dan antar teman. Aktivitas Peserta Didik Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan diskusi sesuai kelompok dan mempelajari buku materi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tertuang pada tabel 3. Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan dan lisan sesuai kelompok yang dibentuk. Dilanjutkan dengan tanya jawab antar kelompok presentasi diskusi dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok untuk mengemukakan temuannya dari hasil diskusi. Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menjawab kembali sesuai pertanyaan yang tertuang pada tabel 1 dan tabel 2. Hal ini, dilakukan sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam pembelajaran menguasai konsep seni peran. Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi seni peran mengenai; pengertian, jenis dan bentuk, serta unsur seni peran bersumber lakon teater tradisional. Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelompok atau kelompok kelas berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam mengikuti sub- materi selanjutnya. Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar konsep seni peran, pemberian tugas dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi yang akan dibahas peserta didik pada pertemuan selanjutnya. Informasi Guru Kegiatan tindak lanjut berupa penugasan, guru menyarankan peserta didik secara kelompok untuk beraktiitas mencari informasi tentang konsep, teknik dan prosedur seni peran bersumber lakon teater tradisional melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan langsung, peserta didik dapat melakukan wawancara, observasi pada kelompok seni teater 152 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK tradisional yang ada di lingkungan sekitar. Pengamatan tidak langsung terkait sub materi dengan cara menggunakan berbagai media pembelajaran seperti; membaca materi pembelajaran, internet, video, dst. Hindari pemberian materi atau informasi yang bersifat tuntas sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk mencari informasi lebih lanjut. Berbagai sumber pembelajaran atau sumber informasi tentang identiikasi pengertian, jenis dan bentuk dan beberapa unsur pendukung dalam memahami konsep seni peran perlu disampaikan oleh guru, demikian pula dengan bagaimana cara untuk memperoleh informasi tersebut. Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran seni peran bersumber lakon pementasan teater tradisional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Tabel 4. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mengidentiikasi Seni Peran Teater Tradisional Mengidentiikasi Unsur-Unsur Seni Peran Teater Tradisional Membandingkan Jenis Atau Gaya Seni Peran Teater Tradisonal 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Seni Budaya 153 Tabel 5. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemukakan Pendapat Menghargai Kreativitas Seni Peran Menghargai Pendapat Teman 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 6. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mencari Informasi Ketelitian Menemukan Konsep Seni Peran Mengkomunikasikan Temuan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 7. Keterangan Skor Skor Penjelasan 5 Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor 1 sampai 5. 154 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tabel 8. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan 1. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. 2. Baik 4 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. 3. Cukup 3 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 4. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 5. Sangat Kurang 1 50-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Pedoman Penilaian Nilai Skor = x 100 = ........ Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,5 menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis dan tes lisan dalam memahami konsep seni peran. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Skor siswa ∑ 45 Seni Budaya 155 Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang konsep dalam pembelajaran seni peran untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan beragam konsep dalam pembelajaran seni peran dari kelompok seni teater tradisional yang ada di masyarakat. Dalam pembelajaran seni peran pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. 1. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi seni peran bagi peserta didik. 2. Menunjukkan berbagai contoh konsep seni peran dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pementasan dalam memahami materi seni peran. 3. Memberikan contoh-contoh ragam jenis atau gaya seni peran sesuai dengan kecenderungan karakteristik pementasan teater dan naskah lakon yang dibawakan dalam menunjang aktiitas dan kreativitas bermain seni peran bersumber teater tradisional. Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran seni peran bersumber teater tradisional, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian 156 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep seni peran bersumber lakon teater tradisional. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub- materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. B. Pertemuan Kedua Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan kedua terkait teknik dan prosedur dalam pembelajaran seni peran, peserta didik diharapkan dapat 1. Mengidentiikasi teknik seni peran bersumber lakon teater tradisional. 2. Menganalisis karakter penokohan seni peran bersumber lakon teater tradisional. 3. Berlatih teknik seni peran sesuai karakter penokohan yang dibawakan bersumber lakon teater tradisional. 4. Menampilkan seni peran sesuai karakter tokoh yang dibawakan bersumber lakon teater tradisional. Seni Budaya 157 Indikator capaian peserta didik yang telah direncanakan dalam pembelajaran teknik dan prosedur seni peran bersumber pementasan teater tradisional. Pelaksanaan pembelajarannya, guru perlu suatu upaya melalui proses pembelajaran. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dalam pertemuan kedua untuk mengusai teknik dan prosedur seni peran bersumber teater tradisional dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintiik mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Adapun pendekatan saintiik dalam implementasi pembelajarannya dapat dilakukan dengan tidak selalu berurutan. Pendekatan pembelajaran saintiik pun, guru dapat memilih dan menggunakan beberapa model yang relevan seperti; model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dst. Langkah pertama dalam lingkup pembelajaran seni peran dengan pendekatan saintiik untuk memahami teknik dan prosedur dalam proses pembelajaran seni peran dapat dilakukan sebagai berikut. Informasi Guru Aktiitas guru sebagaimana biasanya sebelum masuk pada pembelajaran inti, dipastikan melakukan kegiatan pembelajaran awal atau kegiatan apersepsi. Salah satu fungsinya, guru dapat memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami tujuan pembelajaran yang akan dibahas dan mengaitkan dengan sub-materi pembelajaran yang telah dipelajari peserta didik sebelumnya. Aktivitas Peserta Didik Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk mengemukakan hasil diskusi kelompok dengan menjawab beberapa pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik melalui pengamatan langsung atau tidak langsung tentang pemahaman teknik dan prosedur seni peran bersumber lakon teater tradisional dengan menggunakan berbagai media pembelajaran, seperti; membaca materi pembelajaran, berkunjung ke sanggar teater tradisional, apresiasi pementasan teater tradisional, internet, video, dst. Langkah berikutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi dalam diskusi kelompok untuk menganalisis karakter penokohan seni peran bersumber lakon teater tradisional atau lakon yang bersumber cerita daerah setempat sebagaimana tertuang pada tabel 1. 158 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tabel 1. Analisis Karakter Penokohan Seni Peran Lakon Si Ridon Karawang Sumber Topeng Banjet Kabupaten Karawang Nama Kelompok ..................... No. Babak Ade- gan Nama Tokoh Kedudu- kan Status Tokoh Ciri- Ciri Fisik Ciri- Ciri Psikis Rias To- koh Busana Tokoh Pera- latan Tokoh 1 Babak I Adegan 1 Si Ridon Tokoh Utama Protagonis memiliki kemampuan Pencak Silat. Seorang pemuda sekitar 30 tahunan, berperawakan ganteng, tinggi besar, berkumis dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pemberani, sopan, dan pembela kebenaran. Rias karakter berwibawa, ganteng, berkumis dst. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, beriket kepala barangbang semplak, dan beralas kaki sandal capit dari kulit, dst. Golok 2 Babak II Adegan 1 Gembong Penjahat dan Antek- anteknya Tokoh Antagonis Suka berkelahi, dan merampok. Berusia tua sekitar 50 tahunan, berparas jelek, berperawakan kekar, berkumis baplang dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pengecut, licik,kasar, suka memaksa dan merampas hak orang lain perampok. Rias karakter garang, lusuh, dan suka berkelahi membuat takut orang lain. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, bergelang akar bahar, beriket di leher, dan tidak beralas kaki, dst. Golok 3 Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Informasi Guru Analisis karakter penokohan di atas hanyalah sebuah contoh. Peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih dan menentukan penokohan seni peran bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah yang dapat dikembangkan dalam topik pembahasan teknik dan prosedur berkreativitas seni peran. Aktifitas Peserta Didik • Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan latihan seni peran dengan menggunakan teknik dan prosedur pembelajaran seni peran sesuai lakon yang dibawakan. Pembagian peran Seni Budaya 159 casting peran melalui diskusi kelompok bersumber cerita daerah atau lakon teater tradisional. Dengan panduan atau langkah-langkah peserta didik dalam berkreativitas seni peran sebagaimana tertuang pada Tabel 2. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Seni Peran Bersumber Lakon Teater Tradisional Nama Kelompok No. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Seni Peran Bersumber Lakon Teater Tradisional Target Capaian Peserta Didik 1. Memilih dan menentukan lakon. 2. Membaca naskah atau lakon Reading. 3. Pembagian perantokoh Casting Peran. 4. Menganalisis perantokoh. 5. Menghapal naskah atau lakon. 6. Mengamati watak tokoh bersumber teater tradisional atau cerita yang tumbuh dan berkembang di daerah setempat. 7. Mengeksplorasi seni peran dengan dialog dan teknik seni peran melalui latihan individu dan kelompok. 8. Menyeleksi watak tokoh seni peran setelah bereksplorasi melalui latihan seni peran. 9. Menyusun dan membangun watak karakter tokoh seni peran. 10. Menggabungkan seni peran dalam latihan kelompok. 11. Membentuk seni peran gladi kotor dan gladi bersih sebagai hasil latihan kelompok. 12. Menampilkan seni peran hasil latihan dan diskusi kelompok dengan tulisan, lisan dan praktik seni peran di depan kelas. Informasi Guru Tabel. 2 di atas hanyalah sebuah rambu-rambu atau kisi-kisi bagi guru untuk memandu peserta didik dalam beraktiitas dan berkreativitas seni peran sesuai prosedur pembelajaran. Keteraturan dan kelengkapan peserta didik dalam beraktiitas dan berkreativitas sesuai panduan atau langkah-langkah pada tabel 2 merupakan modal kreativitas dalam menggali potensi dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam seni peran dengan saling tolong menolong dan membangun kerjasama antar teman. 160 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Aktifitas Peserta Didik • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan, lisan dan praktik memeragakan karakter penokohan dalam seni peran sesuai lakon yang dibawakan. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi melakukan tanya jawab antara kelompok penyaji dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi pembelajaran mengenai; teknik dan prosedur seni peran yang dipelajari. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelompok berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam pembelajaran teknik dan prosedur seni peran. • Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar teknik dan prosedur seni peran, tagihan tugas perbaikan dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari peserta didik pada materi pembelajaran pertemuan selanjutnya. Informasi Guru Kegiatan tindak lanjut berupa penugasan, guru menyarankan peserta didik secara kelompok untuk beraktiitas mencari informasi tentang konsep, teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan langsung, peserta didik dapat melakukan wawancara, observasi pada kelompok seni teater tradisional yang ada di lingkungan sekitar. Pengamatan tidak langsung terkait sub materi dengan cara menggunakan berbagai media pembelajaran seperti; membaca materi pembelajaran, internet, video, dst. Hindari pemberian materi atau informasi yang bersifat tuntas sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk mencari informasi lebih lanjut. Berbagai sumber pembelajaran atau sumber informasi tentang identiikasi pengertian, jenis dan bentuk dan beberapa unsur pendukung dalam memahami teknik dan prosedur seni peran perlu disampaikan oleh guru, demikian pula dengan bagaimana cara untuk memperoleh informasi tersebut. Seni Budaya 161 Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran teknik dan prosedur seni peran bersumber lakon pementasan teater tradisional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Tabel 3. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Analisis Karakter Penokohan Seni Peran Mengidentiikasi Teknik Seni Peran Prosedur Berkreativitas Seni Peran 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 4. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemu- kakan Pendapat Menghargai Kreativitas Seni Peran Menghargai Pendapat Teman 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 162 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tabel 5. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mencari Informasi Kesungguhan Berlatih Seni Peran Mengkomunikasikan Temuan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 6. Keterangan Skor Skor Penjelasan 5 Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor 1 sampai 5. Tabel 7. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan 1. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. 2. Baik 4 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. 3. Cukup 3 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 4. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 5. Sangat Kurang 1 50-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Seni Budaya 163 Pedoman Penilaian Nilai Skor = x100 = ........ Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,5 menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis, tes lisan, dan praktik menguasai teknik dan prosedur seni peran. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang teknik dan prosedur dalam pembelajaran seni peran untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan dan berlatih teknik dan prosedur dalam pembelajaran seni peran bersumber pengamatan langsung dan tidak langsung. Dalam pembelajaran teknik dan prosedur seni peran pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. 1. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi seni peran peserta didik. 2. Menunjukkan berbagai contoh seni peran dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pementasan dalam memahami materi seni peran. Skor siswa ∑ 45 164 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK 3. Memberikan contoh-contoh teknik dan prosedur seni peran sesuai dengan kecenderungan dan karakteristik pementasan teater tradisional dan naskah lakon yang dibawakan dalam menunjang aktiitas dan kreativitas bermain seni peran. Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran teknik dan prosedur berkreativitas seni peran bersumber teater tradisional, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik-peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep, teknik dan prosedur berkreativitas seni peran bersumber teater tradisional. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub-materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan seni teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. Seni Budaya 165 Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap seni teater sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan. Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian. Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya. Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan sesama,menghargai pementasan seni dan pembuatnya. Konsep,teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber cerita teater tradisional. Menyusun naskah lakon sesuai kaidah seni teater tradisional. Semester 1 BAB 8 Menyusun Naskah Lakon 166 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tujuan Pembelajaran Pembelajaran menyusun naskah lakon pada sementer 1 bab VIII, Kelas X ini, merupakan tahap berikutnya setelah mempelajari materi seni peran. Pembelajaran melalui materi menyusun naskah lakon, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menguasai konsep, teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber cerita daerah atau lakon teater tradisional. Peserta didik melalui pembelajaran, disyaratkan untuk memiliki pemahaman dasar dalam lingkup konsep, teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dengan muatan nilai-nilai kependidikan. Kompetensi peserta didik setelah mempelajari materi menyusun naskah lakon pada bab VIII, semester 1 diharapkan dapat memahami; konsep, teknik dan prosedur dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber cerita daerah atau lakon pementasan teater tradisional. Materi pembelajaran menyusun naskah lakon dapat dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan kesatu, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami materi pembelajaran dengan lingkup; pengertian, ragam jenis dan bentuk dan unsur dalam pembelajaran menyusun naskah lakon. Pertemuan kedua, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk diajak berkreativitas melalui pemahaman teknik dan prosedur pembelajaran dalam bentuk mengkomunikasikan secara tertulis, lisan dan praktik menyusun naskah lakon bersumber cerita daerah atau lakon teater tradisional sesuai temuan dan pilihan peserta didik. Pembelajaran menyusun naskah lakon bab VIII semester 1, peserta didik diharapkan mampu memahami materi bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dapat dikemukakan sebagai berikut. Peserta didik, setelah mempelajari materi menyusun naskah lakon diharapkan dapat 1. Mengidentiikasi lakon teater tradisional. 2. Membedakan ragam jenis dan bentuk lakon teater tradisional. 3. Mengidentiikasi unsur-unsur lakon teater tradisional. 4. Membedakan teknik menyusun lakon teater tradisional. 5. Mengapreasiasi lakon teater tradisional. 6. Menganalisis lakon teater tradisional. 7. Menyusun naskah lakon teater tradisional. 8. Mempresentasikan naskah lakon dengan lisan dan tulisan bersumber lakon teater tradisional. Seni Budaya 167 Peta Materi Peta konsep dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah merupakan panduan kerangka pikir untuk membantu guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, agar terjadi peningkatan; pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik. Konsep pembelajaran melalui materi menyusun naskah lakon, bukanlah urutan baku dan kaku dalam operasional pembelajarannya. Peta konsep pembelajaran hendaklah dijadikan sebagai acuan dalam pengkategorian materi ajar untuk memudahkan proses pembelajaran peserta didik dalam memahami materi terkait menyusun naskah lakon bersumber teater tradisional atau cerita daerah. Selanjutnya, peta konsep dalam pembelajaran tentang menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dipetakan dalam bagan berikut ini. PETA MATERI Pengertian Seni Peran Ragam Jenis Seni Peran Teknik Seni Peran Unsur-unsur Seni Peran Seni Peran Kreativitas Seni Peran Mengobservasi Seni Peran Menginterpretasi Karakter Tokoh Seni Peran Melatih Seni Peran Menampilkan Seni Peran A. Pertemuan Kesatu Tujuan Pembelajaran Pembelajaran pada bab VIII semester 1 pada pertemuan kesatu ini, peserta didik diharapkan dapat memahami menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dengan lingkup; pengertian, jenis dan bentuk, dan unsur-unsur dalam menyusun naskah lakon. Indikator untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah peserta didik diharapkan dapat 168 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK • Mengidentiikasi lakon teater tradisional. • Membedakan ragam jenis dan bentuk lakon teater tradisional. • Mengidentiikasi unsur-unsur lakon teater tradisional. Indikator capaian peserta didik yang telah direncanakan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Pelaksanaan pembelajarannya, guru perlu suatu upaya melalui proses pembelajaran. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dalam memahami konsep materi menyusun naskah lakon, meliputi; pengertian, jenis dan bentuk, serta unsur dalam menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dilakukan menggunakan pendekatan saintiik, yakni 5 M; mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Pembelajaran dengan pendekatan saintiik dalam implementasi pembelajarannya dapat dilakukan dengan tidak selalu berurutan. Artinya, dapat dilakukan dengan variasi komponen pendekatan dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran dengan pendekatan saintiik pun, guru dalam proses pembelajarannya dapat memilih dan menggunakan beberapa model yang relevan seperti; model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dst. Langkah pertama dalam lingkup pembelajaran menyusun naskah lakon dengan pendekatan saintiik untuk memahami pengertian, ragam jenis dan bentuk, serta unsur–unsur menyusun naskah lakon dalam proses pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut. Informasi Guru Aktiitas guru sebagaimana biasanya sebelum masuk pada pembelajaran inti, dipastikan melakukan kegiatan pembelajaran awal. Salah satu fungsinya, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami tujuan pembelajaran yang dibahas dan mengaitkan dengan sub-materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik lebih lanjut. Melalui gambar pementasan teater tradisional yang dimunculkan hanyalah bersifat rangsang kreatif agar peserta didik terlibat dalam situasi pembelajaran yang akan ditempuh. Melalui rangsang gambar ini, dapat digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik sebelum pembelajaran sesungguhnya dilakukan. Artinya, rangsang kreatif peserta didik melalui gambar adegan dalam pementasan teater dapat dijadikan sebagai kegiatan pretest tes awal bagi peserta didik sebagaimana tertera pada tabel 1. Seni Budaya 169 Tabel 1. Pengamatan Menyusun Naskah Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional No. Gambar Tanya Jawab 1. 1. Gambar manakah yang menunjukan pementasan teater tradisional yang ada di misi ka ada yang bisa bantu jawab? *il..l 100 A… Kelas_10_…wa_2017 artistik tersebut dilakukan oleh seorang pimpinan grup kesenian. Oleh karena 200 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK itu, pembelajaran pementasan teater kali ini, terfokus pada lingkup materi pementasan teater tradisional, mulai dari kegiatan; persiapan sebelum pementasan prapementasan, pelaksanaan pementasan, dan akhir pementasan pasca pementasan. Setelah kamu menyaksikan pementasan teater di gedung pertunjukan, di tengah lapang, di media jejaring sosial, atau di televisi. Unsur-unsur pementasan apa saja yang kamu lihat tonton? Coba kamu amati gambar di bawah ini, untuk mengidentifikasi kegiatan pementasan teater tradisional ! three 5 6 Seni Budaya 201 Perhatikan gambar di atas lebih seksama, kemudian jawablah pertanyaan di *l..l A… 99 Zdit 88 thirty Seni Budaya 201 209 Perhatikan gambar di atas lebih seksama, kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini! Gambar manakah yang menunjukkan jenis teater yang kamu ketahui dan ada di sekitarmu? ane. ii. Apakah kamu pernah menyaksikan salah satu pementasan teater tradisional berdasarkan gambar tersebut? three. Apa perbedaan yang menonjol dari sudut pandang pementasan teater tradisional dari contoh gambar tersebut? 4. Dapatkah kamu mengidentifikasi pengetian pementasan teater tradisional dari contoh gambar tersebut? 5. Bagaimanakah keberadaan teater tradisional yang ada di daerahmu atau yang kamu ketahui melalui contoh gambar tersebut? Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kamu kelompokkan dan isilah tabel di bawah ini sesuai dengan lingkup pementasan teater! Ragam Jenis Teater Tradisional No Nama Pemen- Uraian Gambar tasan Teater Teater Teater Teater Tutur Boneka Manusia ane. ii. 3. 4. v. 6. seven. 8. ix. 202 Kelas Ten SMA / MA / SMK / MAK -210 DO W Alat Tampilan Mobile Bagi PDF ke DOC Seni Budaya 169 Tabel 1. Pengamatan Menyusun Naskah Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional No. Gambar Tanya Jawab ane. daerah kalian? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 2. 2. Dapatkah kalian menceritakan peristiwa lakon dari salah satu contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. iii. 3. Apa perbedaan yang menonjol terkait unsur lakon dari contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam dan bersifat analisis bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. iv. 4. Dapatkah kalian mengidentiikasi unsur lakon dari contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam dan bersifat analisis bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 5. five. Bagaimanakah pendapat kalian terkait keberadaan lakon teater tradisional yang ada di daerah kalian? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam dan bersifat analisis bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 1 4 2 5 3 half-dozen 170 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Aktivitas Peserta Didik Aktiitas peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui pengamatan gambar pementasan teater tradisional yang dimunculkan dipastikan memiliki kecenderungan jawaban sangat beragam dan dapat memacu pada kegiatan pembelajaran tanya jawab. Dengan jawaban yang berbeda untuk setiap peserta didik, jadikan sebagai modalitas untuk terlibat aktif dalam suasana pembelajaran yang sesunguhnya. Pendapat peserta didik apakah benar atau salah perlu dihargai dengan pujian atau arahan untuk memotivasi peserta didik agar terpacu untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut terkait materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik. Jika proses pembelajaran melalui rangsang gambar pementasan tradisional yang dimunculkan kurang efektif dan membingungkan peserta didik dalam pembelajaran. Guru disarankan untuk menfasilitasi peserta didik dengan mencari media lain, yakni; keragaman jenis dan bentuk teks cerita daerah atau lakon bersumber teater tradisional berbasis ke daerahan. • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menjawab per- tanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik. Timbal balik dari jawaban peserta didik, guru memperoleh jawaban atau tanggapan sebagai langkah awal dalam melakukan strategi pembelajaran selanjutnya. Yakni, peserta didik melakukan pengamatan mendalam bersumber ragam pe- mentasan teater tradisional dengan sub-materi memahami jenis dan ben- tuk lakon dengan cara peserta didik melakukan analisis ragam jenis dan bentuk lakon sebagaimana tertuang dalam tabel 2. Tabel 2. Analisis Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional No Gambar Nama Pementasan Sumber CeritaLakon Uraian Ulasan Roman Hikayat Panji Epos Mahabarata- Ramayana 1. Teater Rakyat Mendu, Riau ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Kepulauan Riau, Sumatra. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. Seni Budaya 171 2. Teater Boneka Wayang Golek, Jawa Barat ✓ Jenis teater boneka ini tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri- ciri teater klasik atau istana sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 3. Teater Rakyat Ludruk, Jawa Timur ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Timur. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 4. Teater Rakyat Topeng Banjet, Jawa Barat ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Karawang, Subang Jawa Barat. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 5. Teater Istana atau Klasik Wayang Wong, Jawa Tengah dst. ✓ Jenis teater klasik atau istana ini tumbuh dan berkembang di daerah Keraton Yogyakarta dan Surakarta Jawa Tengah. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 6. Teater Rakyat Topeng Arja, Bali ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Bali. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. Informasi Guru Jawaban peserta didik pastinya sangat beragam. Biarkan situasi pembelajaran lebih hidup dan beragam tanggapan. Guru senantiasa memotivasi dan menfasilitasi evaluasi bersama melalui silang jawaban atau pendapat antar peserta didik. Untuk kelancaran pembelajaran pada tahap pembelajaran inti, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik dengan cara membuat kelompok diskusi. Pembagian kelompok diskusi, hendaklah memperhatikan pembagian kelompok berdasarkan keragaman atau pemerataan kemampuan peserta didik. Artinya, setiap kelompok terdiri dari para peserta didik yang memilki 172 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK kencederungan belajar yang berbeda, yakni kelompokan peserta didik, antara yang rajin dan kurang rajin dengan teknik pembagian dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik dari antusias atau semangat pembelajaran sebelumnya. Aktivitas Peserta Didik Langkah pembelajaran selanjutnya, setelah kondisi peserta didik dibagi dalam kelompok belajar atau mengacu kelompok belajar yang telah dibentuk sebelumnya. Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk aktif menjawab pertanyaan dengan sub-materi tertuang pada tabel 3. Tabel 3. Format Diskusi Hasil Pengamatan Menyusun Naskah Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional Nama SiswaKelompok NIS HariTanggal Pengamatan No. Unsur Pengamatan Uraian Hasil Pengamatan 1. Judul Lakon OKD Operasi Keamanan Desa Teater Rakyat, Jawa Barat gambar 4. ii. Jenis Lakon Roman Sejarah 3. Tema Lakon Tema Perjuangan Keterangan tambahan Di dalam setiap lakon mengandung tema, antara lain tema sosial, tema psikologi kejiwaan, tema perjuangan heroic, dst. Di dalam tema memiliki; masalah , pesan dan gagasan dari penulis atau pengarang atau pemilik cerita. 4. Unsur Lakon Setiap lakon mengandung unsur Alur cerita, tema cerita, penokohan, karakter, setting cerita dan sudut pandang cerita dari sumber cerita atau pengarang cerita. 5. Gambaran Singkat Lakon Perjuangan para keamanan desa sungguh tertantang akibat ulah para penjahat yang suka menggangu keamanan warga. Berkat kegigihan dan kerjasama dengan aparat keamanan lainnya TNI, akhirnya berhasil menanggkap para perusuh yang membuat masyarakat hidup tidak nyaman. Para penjahat tak berdaya Seni Budaya 173 No. Unsur Pengamatan Uraian Hasil Pengamatan bertekuk lutut dan dipenjarakan oleh aparat keamanan. Warga masyarakat pun kini hidup dengan aman dan damai. 6. Pesan Lakon Janganlah berbuat kejahatan atau onar, karena dengan berbuat kejahatan atau onar dapat merugikan diri sendiri dan orang lain atau warga masyarakat. Informasi Guru Jawaban di atas hanyalah sebuah contoh dalam menafsir atau mengiterpretasi cerita atau lakon melalui rangsang gambar pementasan teater tradisional gambar nomor 4. Oleh karena itu, peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih salah satu dari gambar pementasan teater tradisional yang akan dijadikan topik pembahasan dalam menyusun naskah lakon. Pengalaman dan aktiitas peserta didik dalam menjawab pertanyaan pada kolom tabel yang ditugaskan adalah modal kreativitas menggali dan mengembangkan imajinasi lakon atau cerita dengan teknik menyusun lakon dan mengkomunikasikannya bersumber pengetahuan dan pengalaman peserta didik dan antar teman. Aktivitas Peserta Didik • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan diskusi sesuai kelompok dan mempelajari buku materi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tertuang pada tabel 3. • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan dan lisan sesuai kelompok yang dibentuk. Dilanjutkan dengan tanya jawab antarkelompok presentasi diskusi dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok untuk mengemukakan temuannya dari hasil diskusi. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menjawab kembali sesuai pertanyaan yang tertuang pada tabel 1 dan tabel two. Hal ini, dilakukan sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam menguasai konsep menyusun naskah lakon. • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi menyusun naskah lakon mengenai; pengertian, jenis dan bentuk, serta unsur lakon bersumber lakon teater tradisional. 174 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelompok atau kelompok kelas berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam mengikuti sub-materi selanjutnya. • Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar konsep menyusun lakon, pemberian tugas dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi yang akan dibahas peserta didik pada pertemuan selanjutnya pada semester ii. Informasi Guru Kegiatan tindak lanjut berupa penugasan, guru menyarankan peserta didik secara kelompok untuk beraktiitas mencari informasi tentang konsep, teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan langsung, peserta didik dapat melakukan wawancara, observasi pada kelompok seni teater tradisional yang ada di lingkungan sekitar. Pengamatan tidak langsung terkait sub materi dengan cara menggunakan berbagai media pembelajaran seperti; membaca materi pembelajaran, internet, video, dst. Hindari pemberian materi atau informasi yang bersifat tuntas sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk mencari informasi lebih lanjut. Berbagai sumber pembelajaran atau sumber informasi tentang identiikasi pengertian, jenis dan bentuk dan beberapa unsur pendukung dalam memahami menyusun naskah lakon perlu disampaikan oleh guru, demikian pula dengan bagaimana cara untuk memperoleh informasi tersebut. Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Seni Budaya 175 Tabel 4. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mengidentiikasi Lakon Teater Tradisional Mengidentiikasi Unsur-Unsur Lakon Teater Tradisional Membandingkan Jenis Dan Bentuk Lakon Teater Tradisional 1 two 3 4 5 1 ii 3 4 5 1 2 three 4 five i ii 3 four Dst. Skor Maksimal fifteen Tabel 5. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemukakan Pendapat Menghargai Kreativitas Menysun Lakon Menghargai Pendapat Teman 1 2 3 4 five 1 2 3 4 5 1 2 3 iv v 1 2 3 four Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 6. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Full Nilai Mencari Informasi Ketelitian Menemukan Konsep Menyusun Lakon Mengkomunikasikan Temuan 1 2 iii 4 5 1 2 3 iv 5 1 2 iii 4 5 1 ii 3 4 dst. Skor Maksimal fifteen 176 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 7. Keterangan Skor Skor Penjelasan v Sangat Baik iv Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor 1 sampai v. Tabel 8. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan 1. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. 2. Baik four 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. 3. Cukup iii 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 4. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 5. Sangat Kurang i fifty-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Pedoman Penilaian Nilai Skor = x100 = …….. Skor siswa ∑ 45 Seni Budaya 177 Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,5 menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis, dan tes lisan, dalam memahami konsep menyusun naskah lakon. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang konsep dalam pembelajaran menyusun naskah lakon untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan beragam konsep dalam pembelajaran menyusun naskah lakon dari kelompok seni teater tradisional yang ada di masyarakat. Dalam pembelajaran menyusun naskah lakon pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. 1. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi menyusun naskah lakon bagi peserta didik. ii. Menunjukkan berbagai contoh konsep menyusun lakon dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pembelajaran dalam memahami materi menyusun naskah lakon. 3. Memberikan contoh-contoh ragam jenis dan bentuk lakon sesuai dengan kecenderungan karakteristik pementasan teater dan lakon yang dibawakan dalam menunjang aktiitas dan kreativitas menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. 178 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub-materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. Seni Budaya 179 B. Pertemuan Kedua Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran terkait teknik dan prosedur menyusun naskah lakon pada pertemuan kedua, peserta didik diharapkan dapat • Membedakan teknik menyusun lakon teater tradisional. • Mengapreasiasi lakon teater tradisional. • Menganalisis lakon teater tradisional. • Menyusun naskah lakon teater tradisional. • Mempresentasikan naskah lakon dengan lisan dan tulisan bersumber lakon teater tradisional. Indikator capaian peserta didik yang telah direncanakan dalam pembelajaran teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Pelaksanaan pembelajarannya, guru perlu suatu upaya melalui proses pembelajaran. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dalam pertemuan kedua untuk mengusai teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintiik mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Adapun pendekatan saintiik dalam implementasi pembelajarannya dapat dilakukan dengan tidak selalu berurutan. Pendekatan pembelajaran saintiik pun, guru dapat memilih dan menggunakan beberapa model yang relevan seperti; model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dst. Langkah pertama dalam lingkup pembelajaran menyusun naskah lakon dengan pendekatan saintiik untuk memahami teknik dan prosedur dalam proses pembelajaran menyusun naskah lakon dapat dilakukan sebagai berikut. Informasi Guru Aktiitas guru sebagaimana biasanya sebelum masuk pada pembelajaran inti, dipastikan melakukan kegiatan pembelajaran awal atau kegiatan apersepsi. Salah satu fungsinya, guru dapat memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami tujuan pembelajaran yang akan dibahas dan mengaitkan dengan sub-materi pembelajaran yang telah dipelajari peserta didik sebelumnya. 180 Buku Guru Kelas Ten SMA MA SMK MAK Aktivitas Peserta Didik Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk mengemukakan hasil diskusi kelompok dengan menjawab beberapa pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik melalui pengamatan langsung atau tidak langsung tentang pemahaman teknik dan prosedur seni peran bersumber lakon teater tradisional dengan menggunakan berbagai media pembelajaran, seperti; membaca materi pembelajaran, berkunjung ke sanggar teater tradisional, apresiasi pementasan teater tradisional, internet, video, dst. Langkah selanjutnya, setelah peserta didik menjawab pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didk. Guru tetap senantiasa untuk motivasi dan menfasilitasi peserta didik pada tahap pembelajaran selanjutnya. Yakni, peserta didik melakukan diskusi mendalam bersumber ragam hasil pengamatan peserta didik dengan sub-materi teknik dan prosedur menyusun naskah lakon. Langkah berikutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi dalam diskusi kelompok untuk menganalisis lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah sebagaimana tertuang pada tabel 1. Tabel 1. Analisis Lakon Judul Lakon Si Ridon Karawang Sumber Topeng Banjet Kabupaten Karawang Nama Kelompok ………………… No. Babak Adegan Nama Tokoh Kedudukan Status Tokoh Ciri- Ciri Fisik Ciri- Ciri Psikis Rias Tokoh Busana Tokoh Peralatan Tokoh Musik one. Babak I Siang hari. Disebuah Perkampungan daerah Karawang Adegan one Si Ridon Tengah Berlatih Pencak Silat. Si Ridon Tokoh Utama Protagonis memiliki kemampuan Pencak Silat. Seorang pemuda sekitar thirty tahunan, berperawakan ganteng, tinggi besar, berkumis dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pemberani, sopan, dan pembela kebenaran. Rias karakter berwibawa, ganteng, berkumis dst. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, beriket kepala barangbang semplak, dan beralas kaki sandal capit dari kulit, dst. Golok Kendang Pencak. Seni Budaya 181 No. Babak Adegan Nama Tokoh Kedudukan Status Tokoh Ciri- Ciri Fisik Ciri- Ciri Psikis Rias Tokoh Busana Tokoh Peralatan Tokoh Musik 2. Babak II Malam hari. Disebuah gubuk tua yang kumuh. Adegan 1 Gembong Penjahat dkk. tengah merencanakan kerusuhan warga Gembong penjahat dan Antek- anteknya Tokoh Antagonis Suka berkelahi, dan merampok. Berusia tua sekitar 50 tahunan, berparas jelek, berperawakan kekar, berkumis baplang dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pengecut, licik,kasar, suka memaksa dan merampas hak orang lain perampok. Rias karakter garang, lusuh, dan suka berkelahi membuat takut orang lain. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, bergelang akar bahar, beriket di leher, dan tidak beralas kaki, dst. Golok Gamelan Sunda 3. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Informasi Guru Analisis lakon di atas hanyalah sebuah contoh. Peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih dan menentukan lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah yang dapat dikembangkan dalam topik pembahasan teknik dan prosedur berkreativitas menyusun naskah lakon. Aktifitas Peserta Didik • Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan latihan menyusun naskah lakon sesuai lakon yang dibawakan melalui diskusi kelompok bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Dengan panduan peserta didik dalam berkreativitas menyusun naskah lakon sebagaimana tertuang pada tabel ii. Tabel 2. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Bersumber Lakon Teater Tradisional Nama Kelompok No. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Bersumber Lakon Teater Tradisional Target Capaian Peserta Didik 1. Memilih dan menentukan lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. 2. Membaca naskah atau mengapresiasi lakon melalui pementasan teater tradisional atau sumber cerita daerah. 3. Menganalisis lakon bersumber teater tradisional atau cerita daerah. 182 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK No. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Bersumber Lakon Teater Tradisional Target Capaian Peserta Didik four. Menyusun pola pengadegan lakon melalui analisis tokoh utama atau peran utama dalam suatu babak pementasan teater tradisional. 5. Mempresentasikan lakon bersumber teater tradisional dengan lisan dan tulisan. Informasi Guru Tabel. 2 di atas hanyalah sebuah rambu-rambu atau kisi-kisi bagi guru untuk memandu peserta didik dalam beraktiitas dan berkreativitas menyusun naskah la- kon sesuai prosedur pembelajaran. Keteraturan dan ketelitian peserta didik dalam be- raktiitas dan berkreativitas sesuai panduan atau langkah-langkah pembelajaran pada tabel. 2 merupakan modal kreativitas dalam menggali potensi dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyusun naskah lakon dengan saling tolong me- nolong dan membangun kerjasama antar teman. Aktifitas Peserta Didik • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan sesuai tabel 1, lisan dan praktik menyusun nas- kah lakon sesuai lakon yang dibawakan. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi melakukan tanya jawab antara kelompok penyaji dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok untuk mem- presentasikan hasil diskusinya. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi pem- belajaran mengenai; teknik dan prosedur menyusun naskah lakon yang dipelajari. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelom- pok berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pe- mahaman peserta didik dalam pembelajaran teknik dan prosedur menyusun nas- kah lakon. • Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar teknik dan prosedur menyusun naskah lakon, tagihan tugas perbaikan dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi pembelajaran pada se- mester 2 mengenai merancang pementasan teater dan pementasan teater bersum- ber teater tradisional. Seni Budaya 183 Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Tabel 3. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Full Nilai Analisis Lakon Teater Tradisional Atau Cerita Daerah Identiikasi Teknik Menyusun Lakon Prosedur Berkreativitas Menyusun Naskah Lakon 1 2 three iv v 1 2 3 iv five i two 3 four 5 i 2 3 iv Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 4. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemukakan Pendapat Menghargai Kreativitas Menyusun Lakon Menghargai Pendapat Teman i ii 3 4 5 1 2 iii 4 v 1 ii 3 4 v i 2 three four Dst. Skor Maksimal xv 184 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tabel 5. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mencari Informasi Ketelitian Menyusun Naskah Lakon Mengkomunikasikan Temuan 1 2 three iv 5 1 ii three 4 5 1 2 3 iv five 1 2 three iv Dst. Skor Maksimal 15 Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara ane – v. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 6. Keterangan Skor Skor Penjelasan five Sangat Baik four Baik 3 Cukup 2 Kurang i Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor one sampai v. Tabel 7. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan ane. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. ii. Baik four 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. three. Cukup 3 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. iv. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. v. Sangat Kurang i 50-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Seni Budaya 185 Pedoman Penilaian Nilai Skor = x 100 = …….. Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah ix. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,five menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis, tes lisan, dan praktik dalam memahami teknik dan prosedur menyusun naskah lakon. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang teknik dan prosedur dalam pembelajaran menyusun naskah lakon untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan dan menyusun naskah lakon bersumber pengamatan langsung dan tidak langsung. Dalam pembelajaran menyusun naskah lakon pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. ane. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi menyusun naskah lakon bagi peserta didik. 2. Menunjukkan berbagai contoh lakon dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pementasan dalam memahami materi menyusun naskah lakon. 3. Memberikan contoh-contoh ragam jenis dan bentuk lakon sesuai dengan kecenderungan karakteristik pementasan teater dan lakon yang dibawakan Skor siswa ∑ 45 186 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK dalam menunjang aktiitas dan kreativitas menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub-materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. Semester 2 188 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK semester 2 BAB ix Pameran Karya Seni Rupa Kompetensi Inti KI i Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI iii Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kerja sama, santun, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, dan alam melalui apresiasi dan kreasi seni sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami konsep dan prosedur pameran karya seni rupa. Memamerkan hasil karya seni rupa dua dan tiga dimensi yang dibuat berdasarkan melihat model. Seni Budaya 189 Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran tentang pameran karya seni rupa, siswa diharapkan dapat memahami konsep dan prosedur pameran seni rupa serta dapat melaksanakan pameran karya seni rupa dua dan tiga dimensi yang dibuat siswa dengan melihat model. Informasi Guru Pada semester yang lalu peserta didik telah belajar membuat karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Kini saatnya untuk mengkomunikasikan karya yang mereka buat kepada khalayak yang lebih luas. Jika saat itu peserta didik hanya menampilkannya dalam pameran sederhana di dalam kelas, maka sekarang mereka menyelenggarakan pameran yang lebih besar dalam kegiatan akhir tahun bersamaan dengan kegiatan pementasan seni lainnya. Kegiatan apresiasi seni dalam bentuk pameran seni rupa dan pagelaran seni pertunjukkan musik, tari dan teater bermanfaat untuk mengenalkan kepada masyarakat sekolah dan masyarakat sekitar hasil kreasi siswa sekolah tersebut. Melalui kegiatan ini peserta didik diharapkan dapat meningkatkan silaturahmi dengan teman-temannya dari kelas yang lain maupun dari sekolah lain yang datang berkunjung untuk mengapresiasi hasil kreasi mereka. Tanggapan dari para pengunjung pameran dan pentas seni dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu sajian pameran dan pementasan di masa yang akan datang. PETA MATERI Pameran Seni Rupa Pengertian Pameran Tujuan, Fungsi, Manfaat, dan Pameran Merencanakan Pameran Persiapan pameran Pelaksanaan pameran 190 Buku Guru Kelas 10 SMA MA SMK MAK Informasi Guru Indikator Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran tentang pameran karya seni rupa, peserta didik diharapkan mampu 1. Mengidentiikasi pengertian pameran ii. Menjelaskan pengertian pamernan karya seni rupa 3. Mengidentiikasi jenis pameran seni rupa 4. Membandingkan jenis pameran seni rupa, Pernahkah siswa-siswi anda mengunjungi pameran karya seni rupa? Mungkin diantara mereka ada atau bahkan banyak yang belum pernah mengunjungi museum atau galeri seni rupa, tetapi mereka mungkin tidak menyadari bahwa kegiatan pameran karya seni rupa secara langsung maupun tidak langsung ada disekitarnya. Mintalah peserta didik untuk mengamati baik-baik lingkungan di sekitarnya. Beri penjelasan pada peserta didik bahwa kegitan menata ruangan, menggantungkan foto atau lukisan di dinding ruang tamu bahkan di ruangan kamar tidur pada dasarnya kegiatan memamerkan karya seni rupa. Lukisan, foto, affiche dan benda-benda hiasan lainnya yang digantungkan di dinding, dipasang untuk dinikmati atau diapresiasi orang yang melihatnya. Selanjutnya ajak mereka untuk memperhatikan barang dagangan yang dipajang di pasar, di warung, di kaki lima, di toko hingga super market, tunjukkan bagaimana barang-barang tersebut ditata sedemikian rupa agar menarik perhatian orang yang melihatnya dan tentunya dengan harapan akan membelinya. Berilah mereka gambaran bahwa prinsip dasar kegiatan pemeran karya seni rupa pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pemajangan barang-barang tersebut. Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan perupa ke pada publik melalui media karya seninya. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan deinisi yang diberikan Galeri Nasional Republic of indonesia bahwa pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas http Bentuk apresiasi ini bermacam-macam, mulai dari pujian dalam hati hingga imbalan berupa materi. A. Pengertian Pameran Seni Budaya 191 Penyelenggaraan pameran dalam konteks pembelajaran seni budaya bisa dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah masyarakat. Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi peserta didik dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sedangkan konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa berbagai jenis benda karya seni rupa untuk dilihat dengan harapan dapat diapresiasi oleh masyarakat. Informasi Guru Indikator Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran tentang tujuan, manfaat dan fungsi pameran karya seni rupa, peserta didik diharapkan mampu 1. Mengidentiikasi tujuan pameran seni rupa, 2. Mengidentiikasi fungsi pameran seni rupa three. Mengidentiikasi manfaat pameran seni rupa, four. Mengungkapkan tujuan pameran seni rupa 5. Mengungkapkan fungsi pameran seni rupa six. Mengungkapkan manfaat pameran seni rupa Informasikan kepada siswa anda bahwa sebagai mahluk yang berakal dan berbudi, setiap pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seharusnya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Demikian pula halnya dalam kegiatan penyelenggaraan pameran setidaknya dikenal beberapa tujuan yaitu tujuan sosial dan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan. Sebuah kegiatan pameran yang diselenggarakan dalam lingkup terbatas sekolah maupun lingkup yang lebih luas masyarakat dapat diselenggarakan dengan harapan tujuan karya yang dipamerkan terjual dan dana hasil penjualan tersebut digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan, masyarakat tidak mampu, korban bencana alam. Ada juga kegiatan pameran yang diselenggarakan dengan harapan karya yang dipamerkan terkjual dengan keuntungan yang tinggi bagi pemilik karya atau penyelenggara pameran tersebut. Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa, pameran diselenggarakan dengan harapan mendapat apresiasi dan tanggapan dari pengunjung untuk meningkatkan kualitas B. Tujuan, Manfaat dan Fungsi Pameran 192 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK berkarya selanjutnya. Walaupun demikian tidak terlarang hbagi siswa untuk menyelenggarakan kegiatan pameran karya seni rupa yag bersifat komersial. Secara khusus penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat, untuk menumbuhkan dan menambah kemampuan peserta didik dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain serta menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif. Berkaitan dengan organisasi penyelenggaraannya, penyelenggaraan pameran di sekolah bermanfaat untuk melatih peserta didik bekerja dalam kelompok bekerja sama dengan orang lain, menguatkan pengalaman sosial, melatih untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri serta melatih untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan. Jika karya yang dipamerkan diapresiasi dengan baik, kegiatan pameran juga bermanfaat membangkitkan motivasi peserta didik dalam berkarya seni. Cahyono, 1994. Motivasi untuk berkarya dan menyajikan karya ini merupakan jalan untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Rasa percaya diri ini mendorong siswa untuk berani mencoba sesuatu yang baru, mendorong timbulnya sikap kreatif dan inovatif. Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni seniman dengan pengamat seni apresiator. Pameran seni rupa pada hakekatnya berfungsi untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton Wartono, 1984. Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat 1996 125 secara khusus menyebutkan fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya 1 Meningkatkan apresiasi seni; two Membangkitkan motivasi berkarya seni; three Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas; iv Berkarya visual lewat karya seni dan v Belajar berorganisasi. Proses pembelajaran tentang pameran karya seni rupa ini menggunakan pendekatan saintiik mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Adapun model pembelajaran yang digunakan dapat memilih beberapa model yang relevan seperti model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dsb. Secara umum langkah-langkah pendekatan saintiik dalam proses pembelajaran pameran karya seni rupa dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Mengamati

gambar manakah yang menunjukkan jenis seni peran yang kamu ketahui