gelar sutan di bukittinggi
Terbaru Vidi Aldiano yang berasal dari Bukittinggi, menyandang gelar Sutan Saru Alam setelah mempersunting Sheila Dara. Berikut artis lain yang juga mempunyai gelar serupa : Desta Mahendra. Ben menyandang gelar Minang di belakang namanya setelah menikah dengan Marshanda pada 2011 lalu. Ia mendapat gelar Sutan Tuanku Ameh, sayangnya ia
KBRNPadang; Komandan Lanud Sutan Sjahrir Kolonel Pnb M.R.Y. Fahlefie, S.Sos,psc., hadiri acara Audensi Bank Syariah Indonesia bertempat di crew room Lanud Sutan Sjahrir, Jum'at (28/5/2021). Komandan Lanud Sutan Sjahrir dalam acara tersebut mengatakan, selamat datang kepada tim Bank Syariah Indonesia,
Foto Republika/Febrian Fachri Rujak Sutan Mudo di Bukittinggi Yang Telah Mendunia. Foto: Rujak Sutan Mudo, Rujak dari Bukittinggi yang sudah mendunia Warga Lereng Merapi Gelar Tradisi Syawalan 09 May 2022, 15:23. Infografis. 02 May 2022, 04:15. Infografis Rukun dan Syarat Sholat Idul Fitri.
UjangSutan Rajo Angek. Jl. Sari Kelana No. 1 Jakarta Tenggara, 090921 " Demikianlah si Ujang, bergelar Sutan Rajo Angek mencantumkan signaturenya pada tiap emailnya. Setelah menikah, si Ujang dengan bangganya memperkenalkan dirinya dengan namanya yang baru. Ujang Sutan Rajo Angek. Ada tambahan gelar "Sutan" di belakang namanya, Sutan Rajo Angek.
SetelahMenikahi Sheila Dara, Vidi Aldiano dapat Gelar Sutan Sari Alam dari Bukittinggi Vidi Aldiano mendapat gelar kehormatan Sutan Sari Alam dari Bukittinggi setelah resmi menikah dengan Sheila Dara, Sabtu, 15 Januari. Vidi mendapat gelar kehormatan adat Minang karena masih memiliki darah keturunan Minang dari sang ibunda, Besbarini. Published
mơ thấy quan hệ với người âm. - Indonesia memiliki banyak sekali sosok yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Tapi muncul pertanyaan, siapa pahlawan nasional pertama di Indonesia? Jawaban dari pertanyaan itu adalah Abdul Muis. Pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 30 Agustus itu dilakukan oleh Presiden Soekarno, sekaligus menjadikan Abdul Muis sebagai Pahlawan Nasional pertama Indonesia. Profil Abdul Muis Abdul Muis lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada tanggal 3 Juli 1886. Dia merupakan sosok yang bergelar Sutan tersebut didapat dari orang tuanya yang merupakan keluarga berpengaruh di Minangkabau. Ayahnya asli Minangkabau, bernama Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman. Sutan Sulaiman ini merupakan tokoh masyarakat, sekaligus Demang Sungai Puar yang keras menentang Belanda. Sedangkan ibunya berasal dari Jawa, dan merupakan sosok wanita yang memiliki keahlian pencak silat. Layaknya pemuda Minangkabau, Abdul Muis juga memiliki jiwa petualang dan perantau.
Perlu diketahui, Pariaman adalah satu dari sedikit daerah di ranah Minangkabau yang mempertahankan adat membeli lelaki’ dalam pernikahan. Membeli dengan sejumlah uang ini kerap disebut uang jemputan’ yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Adat ini hanya dianut Pariaman dan Padang, sedang di daerah lain seperti Payakumbuh, Bukittinggi, dan Solok, tak menganut adat ini. Uang jemputan ini bukanlah mahar macam pernikahan di India sana. Tapi bea yang dikeluarkan pihak perempuan untuk membawa lelaki itu tinggal di keluarga perempuan. Sebelum menjelaskan tentang tradisi ini, perlu diketahui bagaimana orang minang memandang adat. Pada prinsipnya orang minang mengklasifikasikan adat menjadi empat macam yakniAdat Nan Sabana Adat adat sebenar adatSederhananya, adat nan sabana adat itu merupakan aturan pokok dan falsafah hidup orang minang yang berlaku turun temurun tanpa dipengaruhi oleh tempat dan waktu, istilahnya ialah indak lakang dek paneh, ndak lapuak dek ujan. Dalam hal ini saya mencontohkan seperti sistem materlineal dan falsafah alam takambang jadi guru Alam yang membentang dijadikan guru yang dipakai oleh orang minang. Adat Nan Diadatkan adat yang diadatkan Kemudian adat nan diadatkan merupakan peraturan setempat yang diputuskan secara musyawarah dan mufakat atau aturan yang berlaku disuatu nagari negeri/daerah tertentu. Misalnya tata cara atau syarat-syarat pengangkatan penghulu dan tata cara perkimpoian. Sehingga adat perkimpoian antara satu daerah dengan daerah lainnya di dalam Minangkabau berbeda-beda, tata cara perkimpoian di Pariaman berbeda dengan tata cara perkimpoian di dareah lainya seperti di limapuluh kota, agam dan daerah lainnya. Adat Nan Taradat adat yang beradat Sedangkan adat nan taradat merupakan kebiasaan seorang dalam kehidupan bermasyarakat, misalanya seperti tata cara makan. Jika dahulu orang minang makan dengan tangan, maka sekarang orang minang sudah menggunakan sendok untuk makan. Adat Istiadat Terakhir ialah adat istiadat yang merupakan kelaziman dalam sebuah nagari atau daerah yang mengikuti situasi itu, tradisi bajapuik yang merupakan sebagai transaksi perkimpoian itu termasuk kedalam kategori adat nan diadatkan. Pada umumnya bajapuik dijemput merupakan tradisi yang dilakukan oleh orang minang dalam prosesi adat perkimpoian, karena dalam sistem matrilineal posisi suami urang sumandomerupakan orang datang. Oleh karena itu, diwujudkan kedalam bentuk prosesi bajapuik dalam pernikahan. Namun, di Pariaman prosesi ini diinterpretasikan kedalam bentuk tradisi bajapuik, yang melibatkan barang-barang yang bernilai seperti uang. Sehingga kemudian dikenal dengan uang japutan uang jemput, agiah jalang uang atau emas yang diberikan oleh pihak laki-laki saat pasca pernikahan dan uang hilang uang hilang. Pengertian uang jemputan adalah Nilai tertentu yang akan dikembalikan kemudian kepada keluarga pengantin wanita pada saat setelah dilakukan acara pernikahan. Pihak Pengantin Pria akan mengembalikan dalam bentuk pemberian berupa emas yang nilainya setara dengan nilai yang diberikan oleh keluarga Pihak Pengantin Wanita sebelumnya kepada keluarga Pengantin Pria. Biasanya pemberian ini dilakukan oleh keluarga pengantin pria marapulai ketika pengantin wanita Anak Daro berkunjung atau Batandang ka rumah Mintuo. Bahkan pemberian itu melebih nilai yang diterima oleh pihak Marapulai sebelumnya karena ini menyangkut menyangkut gensi keluarga marapulai itu sendiri. Secara teori tradisi bajapuik ini mengandung makna saling menghargai antara pihak perempuan dengan pihak laki-laki. Ketika laki-laki dihargai dalam bentuk uang japuik, maka sebaliknya pihak perempuan dihargai dengan uang atau emas yang dilebihkan nilainya dari uang japuik atau dinamakan dengan agiah jalang. Kabarnya, dahulu kala, pihak laki-laki akan merasa malu kepada pihak perempuan jika nilai agiah jalangnya lebih rendah dari pada nilai uang japuik yang telah mereka terima, tapi sekarang yang terjadi malah sebaliknya. Bahkan dalam perkembangnya muncul pula istilah yang disebut dengan uang hilang. Uang hilang ini merupakan pemberian dalam bentuk uang atau barang oleh pihak perempuan kepada pihak laki-laki, yang sepenuhnya milik laki-laki yang tidak dapat dikembalikan. Fakta dilapangan mencatat bahwasanya perbedaan antara uang japuik dan uang hilang semakin samar, sehingga masyarakat hanya mengenal uang hilang dalam tradisi masing-masing UANG JEMPUTAN & UANG HILANG?Umumnya masyarakat yang awam tentang kedua istilah ini menyamakan saja antara Uang Jemputan dengan Uang Hilang. Padahal tidak semua orang Pariaman mengerti tentang masalah ini. Pada awalnya uang jemputan ini berlaku bagi calon menantu yang hanya bergelar Sutan, Bagindo dan Sidi dimana ketiga gelar ini diwariskan menurut nasab atau garis keturunan ayah. Dengan demikian di Pariaman berlaku 2 macam gelar, yaitu gelar dari ayah gelar dari mamak paman Hanya saja gelar dari Mamak, terpakai adalah gelar Datuak dan gelar Malin saja, misalnya dapat kita contohkan pada seorang tokoh minang yang berasal dari Pariaman, yaitu Bapak Harun Zein Mantan Mentri Agraria dan Gubernur Sumbar. Beliau mendapat gelar Sidi dari ayahnya dan mendapat gelar Datuak Sinaro dari Ninik Mamaknya. Sehingga lengkaplah nama beliau berikut gelarnya Prof. Drs. Sidi Harun Alrasyid Zein Datuak Sinaro dari persukuan Piliang. Lantas siapakah mereka pemegang gelar yang 3 itu? Gelar Sutan dipakaikan kepada mereka yang bernasab kepada petinggi atau bangsawan Istano Pagaruyuang yang ditugaskan sebagai wakil raja di Rantau Pasisia Piaman Laweh. konsep luhak Bapanghulu - Rantau barajo, seperti - Rajo Nan Tongga di Kampuang Gadang Pariaman, - Rajo Rangkayo Basa 2×11 6 Lingkuang di Pakandangan, - Rajo Sutan Sailan VII Koto Sungai Sariak di Ampalu, - Rajo Rangkayo Ganto Suaro Kampuang Dalam, - Rajo Tiku di Tiku dll Gelar Bagindo dipakaikan kepada mereka yang bernasab kepada para Petinggi Aceh yang bertugas didaerah Pariaman. Ingatlah bahwa wilayah Pariaman & Tiku pernah dikuasai oleh kerajaan Aceh dizaman kejayaan Sultan Iskandar Muda. Gelar Sidi diberikan kepada mereka2 yang bernasab kepada kaum ulama syayyid, yaitu penyebar agama Islam didaerah Pariaman. Kesimpulannya uang jemputan tidak sama dengan uang hilang. Uang jemputan memiliki kewajiban dari keluarga marapulai untuk mengembalikan kepada anak daro dalam bentuk perhiasan atau pemberian lainnya pada saat dilangsungkan acara Manjalan Karumah yang wajar bila ada kekhawatiran kaum ibu orang Pariaman, jika anak lelakinya yang diharapkan akan menjadi tulang punggung keluarga ibunya kemudian setelah menikah lupa dengan NASIB DAN PARASAIAN ibu dan adik-adiknya. Banyak kasus yang terdengar walau tidak tercatat ketika telah menjadi orang Sumando dikeluarga isterinya telah lalai untuk tetap berbakti kepada orang tua dan saudara kandungnya. Ketika sang Bunda masih belum puas menikmati rezeki yang diperoleh anak lelakinya itu menjadikan para kaum ibu di Pariaman keberatan melepas anak lelakinya segera menikah. Dikawatirkan bila anak lelakinya itu cepat menikah, maka pupus harapannya menikmati hasil jerih payahnya dalam membesarkan anak lelakinya itu. Lagi pula para kaum ibu itupun sadar bahwa tanggung jawab anak lelakinya yang sudah menikah, akan beralih kepada isteri dan anaknya. MOHON MAAFJIKA ADA YANG SALAH, BOLEH KITA KOREKSI JIKA ADA YANG KURANG, BOLEH KITA TAMBAHKAN I N D A H N Y A I N D O N E S I A K U Quote Spoiler for Silahkan dagangan ane klik yang dibawah gan... Happy Life Original by Jungong Price 1 set = 10 set = 100 set = 300 set = + Spanduk 10-07-2013 0301
Peristiwa dan manusia merupakan objek utama dalam kajian ilmu sejarah. Tanpa manusia, sebuah peristiwa tidak akan bisa direkontruksi. Demikian pula dengan peristiwa yang terjadi di sekitar proklamasi kemerdekaan. Peristiwa tersebut tidak dapat dilepaskan dari aktivitas manusia yang mengiringinya termasuk tokoh-tokoh yang berperan dalam proklamasi. Berikut ini adalah Tokoh-Tokoh yang Berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia selengkapnya. Baca Juga Perumusan Teks Proklamasi Tokoh-Tokoh yang Berperan dalam Proklamasi 1. Soekarno Masa kecil Soekarno dihabiskan di Tulungagung bersama kakeknya, Raden Hardjokromo. DI Tulungagung pula Soekarno mengenyam pendidikan untuk pertama kalinya. Akan tetapi, belum sampai tamat ia harus mengikuti orang tuanya pindah ke Majokerto. Di Mojokerto Soekarno bersekolah di Eerste Inlandsche School tampat ayahnya bekerja. Pada usia 14 tahun, seorang kawan ayahnya yang bernama mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan bersekolah di Hogere Burger School HBS. Setelah tamat dari HBS pada tahun 1920, Soekarno melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoga School/THS Sekarang ITB di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Sejak masa pergerakan nasional hingga pendudukan Jepang, Soekarno telah berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada saat Jepang membentuk beberapa organisasi sosial untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Soekarno tidak begitu saja menerima Propaganda Jepang. Justru melalui organisasi Putera, Soekarno beserta Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Mas Mansur berperan dalam menyebarkan semangat kemerdekaan kepada masyarakat Indonesia. Pada akhir tahun 1944 posisi Jepang dalam Perang Pasifik semakin terdesak. Pada saat itu pula, janji mengenai kemerdekaan lndonesia diucapkan oleh pemerintah Jepang. Sebagai realisasi janji tersebut, Jepang membentuk BPUPKI sebagai lembaga penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Soekarno yang tergabung dalam organisasi BPUPKI ikut berperan dalam usaha persiapan kemerdekaan indonesia. Melalui Sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan gagasan mengenai dasar negara. Usulan Soekarno pada saat itu kemudian disempurnakan menjadi Pancasila yang kita kenal saat ini. Setelah tugasnya dianggap selesai, BPUPKI dibubarkan oleh Jepang dan digantikan oleh PPKI. Soekarno mendapat kepercayaan sebagai ketua PPKI. Sebagai pimpinan PPKI dan pemimpin gerakan kemerdekaan saat itu, Soekarno mendapat desakan dari golongan muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, Soekarno menolak untuk melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanpa melalui sidang PPKI. Penolakan Soekarno tersebut berakibat dirinya harus diamankan ke Rengasdengklok oleh golongan muda. Dalam peristiwa Rengasdengklok, kebulatan tekad mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan telah tercapai. Soekarno akhirnya kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sesampainya di Jakarta, Soekarno sempat menemui Jenderal Nishimura untuk menanyakan sikap Jepang mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Meskipun demikian, Jepang ternyata mengingkari janji kemerdekaan Indonesia. Perubahan sikap Jepang tersebut menyebabkan Soekarno memutuskan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan usaha sendiri. Pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, Soekarno di kediaman Laksamana Maeda merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan indonesia bersama Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo. Soekarno menuliskan rumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam secarik kertas dan ikut menandatangani naskah proklamasi yang telah diketik sebagai wakil bangsa Indonesia. Selanjutnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno. Sejak saat itulah bangsa indonesia resmi menjadi bangsa merdeka. Baca Juga Perumusan Teks Proklamasi 2. Moh. Hatta Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 12 Agustus 1902 dengan nama Mohammad Athar. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil merupakan keturunan ulama tarekat di Batuhampar, dekat Payakumbuh. Ayahnya meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Ibunya bernama Siti Saleha berasal dari keluarga pedagang di Bukittinggi. Mohammad Hatta pertama kali mengenyam pendidikan di sekolah swasta. Selanjutnya ia pindah ke sekolah rakyat, kemudian pindah ke Europeesche Lagere School ELS di Padang dan tamat pada tahun dari ELS, Hatta melanjutkan studinya di MULO Padang, dan tamat tahun 1917. Pada tahun 1921 Hatta tiba di negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hogeschool di Rotterdam. Pada masa pergerakan nasional, Moh. Hatta merupakan ketua organisasi Indische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia yang beranggotakan pelajar Indonesia di negeri Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, Moh. Hatta dikenal sebagai salah satu pemimpin organisasi Pusat Tenaga Rakyat Putera yang ikut menyebarkan semangat kemerdekaan. Setelah pertemuan dengan Marsekal Terauchi di Dalat, Moh. Hatta menerima desakan golongan muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Saat Soekarno menegaskan bahwa proklamasi harus dipersiapkan melalui sidang PPKI, Moh. Hatta mendukung keputusan tersebut. Setelah peristiwa Rengasdengklok Moh. Hatta bersama Soekarno dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi di kediaman Laksamana Maeda. Selama merumuskan naskah Proklamasi, Moh. Hatta berperan memberikan rumusan paragraf ke dua dalam naskah Proklamasi Kemerdekaan lndonesra. Bunyi kalimat yang diusulkan Moh. Hatta yaitu “hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara yang saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Menurut Moh. Hatta, kalimat terakhir dalam naskah proklamasi merupakan pernyataan pengalihan kekuasaan transfer of sovereignty. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno didampingi Moh. Hatta. Selanjutnya, Moh. Hatta meminta Diah menggandakan naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh Jakarta. Atas inisiatifnya, masyarakat Jakarta segera mendengar berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, melalui sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 Moh. Hatta ditetapkan sebagai wakil presiden pertama Republik Indonesia. Hatta meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dalam usia 77 tahun. Menjelang akhir hayatnya, Moh. Hatta berpesan bahwa ia ingin dimakamkan sebagai rakyat biasa. Akhirnya, Moh. Hatta dimakamkan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980. 3. Ahmad Soebardjo Ahmad Soebardjo lahir pada tanggal 23 Maret 1896 di Karawang, Jawa Barat dari keluarga bangsawan keturunan Aceh. Ahmad Soebardjo merupakan salah satu dari beberapa tokoh yang menikmati pendidikan Barat. Ahmad Soebardjo juga berkawan dengan Moh. Hatta selama menempuh pendidikan tinggi di Eropa. Pada tahun 1933 Ahmad Soebardjo berhasil menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Leiden dan memperoleh gelar Meester in de Richten Mr. yang setara dengan gelar Sarjana Hukum pada saat ini. Pada masa pendudukan Jepang, Ahmad Soebardjo menjabat kepala biro riset Angkatan Laut yang dipimpin oleh Laksamana Maeda. Berkat jabatan itu pula, Ahmad Soebardjo berhasil menjalin hubungan baik dengan Laksamana Maeda. Selain memiliki jabatan dalam pemerintahan, Ahmad Soebardjo berperan dalam menggerakkan golongan muda untuk memperjuangkan kemerdekaan. Ketika Soekarno dan Hatta berada dl Rengasdengklok, Ahmad Soebardjo melakukan perundingan dengan salah satu tokoh golongan muda yaitu Wikana mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ahmad Soebardjo adalah tokoh yang meyakinkan golongan muda bahwa pelaksanaan proklamasi akan diadakan selambat-lambatnya pukul tanggal 17 Agustus 1945. Sementara itu, di Rengasdengklok terjadi kesepakatan antara Soekarno, Hatta, dan golongan muda mengenai pelaksanaan proklamasi. Selanjutnya, Ahmad Soebardjo pergi ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Sesampainya dI Jakarta, Ahmad Soebardjo langsung menemui rekannya Laksamana Maeda dan meminta izin untuk melakukan rapat persiapan kemerdekaan Indonesia di rumahnya. Permintaan Ahmad Soebardjo tersebut disetujui oleh Laksamana Maeda. Ahmad Soebardjo ikut merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ahmad Soebardjq mengusulkan paragraf pertama naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus berisikan pernyataan kemerdekaan Indonesia. Kalimat tersebut diambil dari isi Piagam Jakarta. Usulan tersebut diterima olek Moh. Hatta dan Soekarno. Selanjutnya, Soekarno menuliskan usulan Ahmad Soebardjo pada secarik kertas Ketika Republik Indonesia resmi terbentuk, Ahmad Soebardjo beberapa kali diberi kepercayaan untu memegang jabatan dalam pemerintahan Republik Indonesia. Melalui sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945_ Ahmad Soebardjo ditunjuk sebagai menteri luar negeri dalam Kabinet Presidensial Indonesia pertama. Jabatan tersebut dipegang Ahmad Soebardjo hingga tanggal 14 November 1945 karena sejak saat itu, kabinet presidensial digantikan oleh kabinet parlementer yang dipimpin Sutan Sjahrir. Ahmad Soebardjo kembali menjabat sebagai menteri luar negeri pada masa Kabinet Sukiman 1951-1952. Jabatan terakhir Ahmad Soebardjo dalam pemerintahan adalah Duta Besar Indonesia untuk Republik Federal Swiss pada tahun 1957-1961. Ahmad Soebardjo wafat pada tanggal 15 Desember 1978 pada usia 82 tahun. 4. Sutan Sjahrir Sutan Sjahrir lahir pada tanggal 5 Maret 1909 di Padang Panjang, Minangkabau, Sumatra Barat. Ayahnya bernama Mohammad Rasad dan ibunya bernama Siti Rabiah. Sutan Sjahrir menempuh pendidikan dasarnya di Europeesche Lagere School ELS kemudian Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO. Sutan Sjahrir kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di Algemene Middelbare School AMS, Bandung. Sutan Sjahrir melanjutkan pendidikan tingginya di Belanda. Selama di Belanda inilah, ia bertemu Moh. Hatta dan bergabung menjadi sekretaris dari Perhimpunan lndonesia PI. Berbeda dengan Soekarno dan Hatta yang lebih kooperatif dengan Jepang. Sutan Sjahrirjustru dengan berani menjadi pemimpin “gerakan bawah tanah” semasa pendudukan Jepang di lndonesra. Melalui “gerakan bawah tanah” yang ia pimpin, Sutan Sjahrir menggerakkan banyak pemuda Indonesia untuk berjuang meraih kemerdekaan. Melalui gerakan bawah tanah itu pula, Sutan Sjahrir mendengar berita kekalahan Jepang. Sutan Sjahrir langsung menggerakkan golongan muda untuk segera mempersiapkan kemerdekaan. Para pemuda tersebut berinisiatif segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan indonesia karena Jepang sudah kalah dalam perang. Sutan Sjahrir adalah orang pertama yang menemui Soekarno dan Hatta ketika mereka kembali dari Vietnam. Dalam pertemuan tersebut, Sjahrir memberitakan bahwa Jepang sudah kalah dalam perang. Sjahrir mendesak kedua tokoh bangsa Indonesia tersebut untuk segera mem< proklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, permintaan Sutan Sjahrir tersebut ditolak oleh Soekarno dan Hatta. Penolakan tersebut tidak membuat Sutan Sjahrir menarik dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sutan Sjahrir hanya menolak apabila kemerdekaan lndonesia harus dilakukan melalui persetujuan Jepang atau sidang PPKI. Hingga proklamasi kemerdekaan dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Sutan Sjahrir tidak tampak di kediaman Soekarno. Sutan Sjahrir menolak hadir karena ia tidak suka dengan keterlibatan beberapa perwira Jepang dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Meskipun demikian, ketika pemerintah negara Indonesia resmi terbentuk, Sutan Sjahrir dipilih oleh Soekarno sebagai ketua Badan Pekerja KNIP. Selanjutnya, pada tanggal 11 November 1945 melalui sidang KNIP Sutan Sjahrir ditunjuk Sebagai formatur untuk menyusun kabinet parlementer RI yang pertama. Akhirnya, pada tanggal 14 November 1945. Sutan Sjahrir dilantik sebagai perdana menteri pertama Indonesra. 5. Sayuti Melik Sayuti Melik lahir di Kadisobo, Rejodani, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 25 November 1908. Ayahnya bernama Abdul Muin dan ibunya bernama Sumilah. Pendidikan dasarnya ditempuh di Sekolah Ongko Lorq setingkat SD di Desa Srowolan, hingga kelas IV dan diteruskan sampai mendapat ijazah di Yogyakarta. Sejak muda, Sayuti Melik tekun menggeluti dunia politik dan jurnalistik. Akibatnya, masa muda Sayuti Melik lebih banyak dinikmati di penjara. Pada tahun 1926 ia ditangkap Belanda karena dituduh membantu PKl, selanjutnya dibuang ke Boven Digul 1927-1933. Pada tahun 1936 ia ditangkap Inggris, dipenjara di Singapura selama setahun. Setelah menjalani masa tahanan di Singapura, ia dibawa ke Jakarta dan dimasukkan sel di Gang Tengah. Pada tahun 1939-1941 Sayuti Melik dipenjara di Sukamiskin, Bandung. Ketika Jepang masuk Indonesia pada tahun 1942 ia dipenjara lagi karena dituduh menyebarkan pamflet gelap PKl. Akhirnya menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ia dibebaskan. Sayuti Melik menjadi anggota susulan PPK dan turut hadir dalam peristiwa perumusan naskah proklamasi. Naskah proklamasi tulisan tangan Bung Karno diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan kata. 6. Sukarni Kartodiwiryo Sukarni Kartodiwiryo lahir di Blitar pada tanggal 14 Juli 1916. Pada masa mudanya, Sukarni menjadi ketua lndonesia Muda cabang Blitar. Pertemuannya dengan Soekarno terjadi saat ia menempuh pendidikan di Kweekschool sekolah guru di Jakarta. Pertemuan itu pula yang menyebabkan Sukarni tertarik dengan dunia politik Dalam perjuangan meraih kemerdekaan, Sukarni memang tidak memegang peranan sentral. Meskipun demikian, keberadaan Sukarni selaku pemimpin gerakan pemuda Angkatan Baru yang bermarkas di Menteng Raya 31 Jakarta cukup menentukan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Saat itu Sukarni yang mewakili generasi muda merasa gerah dengan sikap menunggu yang dipilih Soekarno dan Hatta. Golongan muda kemudian memutuskan membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Setelah tercapai kesepakatan mengenai pelaksanaan proklamasi, kedua pemimpin tersebut dibebaskan kembali ke Jakarta untuk memimpin rapat penyusunan teks proklamasi. Sukarni juga hadir dalam proses penyusunan naskah proklamasi. Sukarni pula yang memberikan usulan bahwa cukup Soekarno dan Hatta saja yang menandatangani naskah proklamasi. Ketika lndonesia merdeka, Sukarni masih menggeluti dunia politik bersama Partai Murba. Meskipun demikian, hubungannya dengan Bung Karno tidak mulus. Melalui Partai Murba, Sukarni menentang kebijakankebijakan Soekarno. Penentangan yang ia lakukan mengakibatkan Sukarni harus dihukum penjara. Sukarni keluar dari penjara setelah pemerintahan Soekarno digantikan oleh Soeharto. Ia wafat pada tanggal 7 Mei 1971 sewaktu menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung Fil. 7. Diah Burhanudin Muhammad Diah atau Diah merupakan tokoh yang berjasa dalam penyebaran berita proklamasi. Sejak muda, Diah memiliki kecakapan dalam dunia jurnalistik. Setelah naskah proklamasi diketik, tokoh kelahiran Aceh ini diminta Moh. Hatta menggandakan naskah proklamasi. Setelah digandakan, Diah mengoordinasi golongan muda untuk menyebarkan salinan naskah proklamasi ke seluruh penjuru Kota Jakarta. Berkat jasanya, berita kemerdekaan Indonesia diketahui oleh rakyat Jakarta dan daerahdaerah lain di luar Jakarta. Berkat naluri jurnalistiknya pula, naskah proklamasi yang autentik masih dapat dilihat hingga saat ini. Pada masa revolusi Diah ikut dalam perjuangan bersenjata. Bersama rekannya Rosihan Anwar dan Jusuf Isak, Diah turut mengambil alih percetakan milik Jepang yang mencetak harian Asia Raya. Setelah berhasil menguasai percetakan Jepang, pada tanggal 1 Oktober 1945 Diah mendirikan harian Merdeka dan memimpinnya hingga akhir hayatnya. Diah wafat pada tanggal 10 Juni 1996 dalam usia 79 tahun. 8. Latief Hendraningrat Latief Hendraningrat merupakan pengibar bendera pusaka Merah Putih dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Latief Hendraningrat memiliki nama lengkap Abdul Latief Hendraningrat dan lahir di Jakarta pada tanggal 15 Februari 191 1 . Latief Hendraningrat adalah prajurit Peta berpangkat Cudanco. Setelah proklamasi kemerdekaan, Latief Hendraningrat terlibat dalam berbagai pertempuran. Ia menjabat komandan Komando Kota ketika Belanda menyerbu Yogyakarta. Setelah berhasil keluar dari Yogyakarta yang sudah terkepung, ia melakukan gerilya. Setelah penyerahan kedaulatan, Latief Hendraningrat mulamula ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat, kemudian ditunjuk sebagai atase militer RI untuk Filipina Latief Hendraningrat meninggal di Jakarta dalam usia 72 tahun pada tanggal 14 Maret 1983. 9. Suhud Dalam rangkaian upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, diadakan upacara pengibaran bender pusaka Merah Putih. Suhud adalah salah satu tokoh golongan muda yang mengibarkan bendera Meralj Putih. Sebelum upacara diiaksanakan, di kediaman Soekarno tidak ada tiang yang dapat digunakan untu pengibaran bendera. Atas inisiatifnya, Suhud mencari sebatang bambu untuk digunakan sebagai tiang bendera Setelah pembacaan naskah proklamasi, Suhud bersama Latief Hendraningrat menjadi pengibar bendera pusaka Merah Putih untuk pertama kalinya. 10. Suwirjo Dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ada satu tokoh yang ikut memberikan pidatq sambutannya. Tokoh tersebut adalah Suwirjo, Wakil Wali kota Jakarta. Suwirjo lahir di Wonogiri pada tanggal 17 Februari 1903. Sejak masa pergerakan nasional, Suwirjo aktif dalam berbagai perhimpunan pemuda salah satunya, Jong Java. Ia bahkan sempat tergabung dalam keanggotaan Partindo. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 23 September 1945 Suwirjo diangkat menjadi Wali kota Jakarta menggantikan Shigo Hasegawa. Suwirjo memimpin Jakarta di tengah kondisi yang masih kacau. Kedatangan tentara Sekutu dengan NICA menyebabkan Jakarta sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia menjadi tidak kondusif. Ketika Soekarno dan Hatta harus hijrah ke Yogyakarta, Suwirjo berperan penting dalam menjaga kondisi Jakarta dengan menginstruksikan kepada semua pegawai pamong praja agar tetap tinggal di tempat menyelesaikan tugas seperti biasa. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer I 21 Juli 1947, kediaman Suwirjo di kawasan Menteng tidak luput dari serangan tentara NICA. Bahkan, Suwirjo akhirnya diculik oleh tentara NICA dan ditahan. Ketika pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda telah dilakukan, Suwirjo dibebaskan. Suwirjo melanjutkan jabatannya sebagai Wali kota Jakarta pada periode 1950~1 951 . Beberapa jabatan pemerintahan juga pernah dipegang oleh Suwirjo antara lain wakil pemerintah RI pada masa HIS dan wakil perdana menteri pada masa Kabinet Sukiman. Suwirjo wafat pada tanggal 27 Agustus 1967. 11. Muwardi Muwardi ikut berperan dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari Barisan Pelopor. Tokoh yang Iahir di Pati, Jawa Tengah pada tahun 1907 ini merupakan seorang dokter lulusan School Tot Opleiding Voor Indische Artsen STOVIA. Pada tanggal 16 Agustus 1945 ia memerintahkan Barisan Pelopor untuk menjaga lapangan Ikada sekarang lapangan Monas yang rencananya akan digunakan sebagai tempat pembacaan teks proklamasi. Setelah Indonesia merdeka, dr. Muwardi memprakarsai pembentukan Barisan Pelopor Istimewa untuk menjaga kediaman Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta. Setelah Indonesia merdeka, Muwardi menekuni profesinya sebagai dokter di Solo. Ia juga mendirikan sekolah kedokteran di Jebres, Solo bersama rekan-rekan dokter lainnya. Ketika PKI melakukan pemberontakan pada tahun 1948 di Madiun, Muwardi menjadi salah satu korban peristiwa tersebut. Muwardi meninggal pada tanggal 13 September 1948 setelah diculik dan dibunuh oknum PKI. 12. Frans Sumarto Mendur Frans Sumarto Mendur yang lebih dikenal sebagai Frans Mendur adalah putra Minahasa, Sulawesi Utara yang lahir pada tahun 1913. Sosok Frans Mendur memang bukan sosok yang berperan sentral dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Meskipun demikian, tanpa keberadaannya saat peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, banyak orang hanya akan membayangkan peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia tersebut dalam rangkaian kata-kata. Frans Mendur adalah tokoh yang berperan mengabadikan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, Frans Mendur bersama kakaknya, Alex Mendur berhasil mengabadikan tiga momentum penting dalam rangkaian peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Foto-foto tersebut yaitu foto Soekarno membacakan naskah proklamasi, foto pengibaran bendera Merah Putih, dan foto suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera. Beberapa saat setelah momentum tersebut ia abadikan, Frans Mendur ditangkap oleh tentara Jepang dan dipaksa untuk menyerahkan film dari momentum proklamasi tersebut. Akan tetapi, Frans Mendut telah mengubur negatif film dari ketiga momentum tersebut di dalam tanah sehingga Jepang tidak menemukar1 bukti saat menggeledahnya. Setelah lolos dari penggeledahan yang dilakukan tentara Jepang, Frans Mendut kemudian mencetak film tersebut dan memuinkasikannya. Pada saat Indonesia dinyatakan merdeka, kedua bersaudara ini merintis pendirian IPPHOS Indonesia Press Photo Service pada 2 Oktober 1946 di Jakarta. Melalui organisasi yang ia dirikan ini, Frans Mendur mengabadikan banyak momentum bersejarah bangsa Indonesia. Beberapa momentum yang ia abadikan antara lain pidato Bung Tomo dalam pertempuran Surabaya dan penyambutan Jenderal Soedirman dari perang gerilya oleh Soeharto. Frans Mendur tutup usia pada tanggal 24 April 1971. 13. Syahruddin Secara umum, kantor berita dan radio mempunyai peran penting dalam upaya penyebaran berita kemerdekaan Indonesia. Peran penting tersebut juga ditunjukkan oleh karyawan dari kantor berita Domei. Meskipun kantor tersebut merupakan milik Jepang, semangat pemuda untuk menyebarluaskan berita kemerdekaan Indonesia lebih besar daripada rasa takut mereka kepada Jepang. Semangat tersebut juga ditunjukkan bleh salah satu pemuda yang bernama Syahruddin. Syahruddin adalah karyawan kantor berita Domei. Ketika menerima salinan naskah proklamasi, Syahruddin dengan berani menyusup masuk ke dalam kantor berita Haso Kyoku. Naskah proklamasi kemudian diserahkan kepada Jusuf Ronodipuro untuk disiarkan ke luar negeri. 14. F. Wuz dan Jusuf Ronodipuro F. Wuz dan Jusuf Ronodipuro adalah tokoh yang berperan dalam proklamasi lebih tepanya berperan dalam penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. F. Wuz adalah seorang markonis yang dengan berani menyiarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui kantor berita Domei. Siaran yang lakukan berakibat pada penyegelan kantor berita Domei. Adapun Jusuf Ronodipuro adalah wartawan di kantor berita Hoso Kanri Kyoku. Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada pukul Jusuf Ronodipuro belum mengetahuinya. Menjelang petang, ia baru menerima salinan naskah proklamasi dari seorang rekan wartawan dari kantor berita Domei. Selanjutnya, Jusuf Ronodipuro bersama rekannya Bachtiar Lubis menyiarkan berita kemerdekaan Indonesia tersebut melalui kantor berita Hoso Kanri Kyoku. Penyiaran berita tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena pada saat itu, kantor berita Hoso Kanri Kyoku dijaga ketat oleh tentara Jepang. Berkat jasanya, berita kemerdekaan Indonesia terdengar sampai ke luar negeri. Demikianlah sepotong kisah mengenai tokoh-tokoh yang berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh yang berperan dalam proklamasi tersebut telah mengajarkan kepada kita mengenal pentingnya sikap kerja sama, tanggung jawab, dan kerja keras saat mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai generasi penerus sudah selayaknya kita meneladan sikap-sikap yang mereka tunjukkan kepada kita. Selamat Belajar!!!
Gelar Pahlawan Nasional adalah penghargaan tertinggi tingkatannya di Indonesia, yang diberikan oleh Pemerintah sebagai penghargaan atas tindakan yang dianggap mengandung nilai – nilai kepahlawanan. Gelar ini berupa gelar anumerta yang diberikan setelah seorang tokoh perjuangan meninggal dunia. Perbuatan heroik tersebut didefinisikan sebagai perbuatan nyata yang bisa dikenang serta diteladani selama sepanjang masa bagi masyarakat lainnya, atau tindakan dari seseorang yang berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara. Seorang pejuang harus memenuhi beberapa kriteria untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Beberapa orang pahlawan nasional dari Sumatera Barat antara lain1. Abdul HalimAbdul Halim dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 27 Desember 1911, orang tuanya berasal dari Banuhampu, Agam. Mereka bernama Achmad Sutan Iyus dan Darama. Abdul Halim adalah Perdana Menteri Indonesia pada zaman Republik Indonesia Serikat. Beliau dapat menempuh pendidikan sampai Geneeskundige Hooge School atau Sekolah Kedokteran Fakultas Kedokteran UI berkat bantuan sepupu ibunya yang bekerja di Bataafsche Petroleum Maatschappij Pertamina. Sebelum menjadi Perdana Menteri, Abdul Halim juga pernah menjabat sebagai Menteri Haji Abdul Malik Karim Amrullah HAMKABuya Hamka merupakan seorang ulama, sastrawan dan politikus yang berasal dari Sumatera Barat, dilahirkan di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat 17 Februari 1908. Buya Hamka meninggal ada 24 Juli 1981 di Jakarta pada usia 73 tahun. Beliau adalah ulama yang sangat dihormati yang pernah memimpin Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah. Beliau juga seorang sastrawan yang banyak menghasilkan karya – karya besar yang masih dibaca hingga saat ini, diantaranya buku berjudul Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Abdul MuisTokoh kelahiran Sungai Puar, Agam, Sumbar pada 3 Juli 1883 ini adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang merupakan Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman. Beliau adalah seorang Demang yang selalu memberi perlawanan pada kebijakan Belanda di daerah Agam pada zamannya. Abdul Muis bergabung dengan Sarekat Islam, mendorong tokoh – tokoh Belanda untuk mendirikan Technische Hooge School, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hingga meninggal di Bandung pada 17 Juni 1959 di usia 75 Adnan Kapau GaniDikenal juga dengan nama A. K. Gani, beliau adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang pernah menjabat sebagai wakil Perdana Menteri, Menteri Kemakmuran, Menteri Perdagangan, dan Menteri Pertanian. AK Gani dilahirkan di Palembayan, Agam, Sumbar pada 16 September 1905 dan meninggal di Palembang, Sumsel pada 23 Desember 1968 di usia 63 Agus SalimAgus Salim dikenal juga dengan nama Mashudul Haq yang artinya pembela kebenaran. Lahir di kota Gadang, Agam pada tanggal 8 Oktober 1884 dari Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab. Di masa perjuangan kemerdekaan beliau aktif di dunia jurnalistik, pernah memimpin Sarekat Islam dan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sebanyak beberapa Bagindo Aziz ChanBeliau adalah walikota kedua Padang setelah kemerdekaan, menggantikan Mr. Abubakar Jaar. Lahir di Padang pada 30 September 1910, beliau meninggal di usia 36 tahun. Ada dua monumen di kota Padang untuk mengenang jasa – jasanya, yaitu Simpang Tinju di persimpangan jalan Gajah Mada dan jalan Jhoni Anwar. Kemudian monumen kedua ada di dalam komplek Museum HazairinTokoh pahlawan nasional dari Sumatera Barat ini lahir di Bukittinggi pada 28 Novembe 1906 dari pasangan ZAkaria Bahri yang berasal dari Bengkulu dan Aminah dari Minangkabau. Beliau adalah seorang ahli hukum adat yang pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri di Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai Residen Bengkulu merangkap Wakil Gubernur Militer Sumsel, hingga mengeluarkan uang kertas yang dikenal dengan sebutan Uang Kertas Hazairin’.8. Ilyas YakoubLahir di Asam Kumbang, Bayang, Pesisir Selatan pada 14 Juni 1903, Ilyas Yakoub adalah seorang ulama lulusan Mesir yang pernah memimpin mahasiswa Malaysia-Indonesia di Mesir. Ia pernah mendirikan partai Persatuan Muslim Indonesia PERMI yang berbasis pada lembaga – lembaga pendidikan Islam Indonesia pada 1932. Meninggal pada 3 Agustus 1958 di Koto Barapak, Pesisir Selatan, Sumbar di usia 55 Tuanku Imam BonjolTokoh yang sangat terkenal ini nama aslinya adalah Muhammad Shahab yang lahir pada Bonjol, Pasaman pada tahun 1772, meningggal di Lotak, Pineleng, Minahasa pada 6 November 1864. Beliau memimpin Perang Padri 1803-1838 hingga ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke berbagai tempat pengasingan di Mohammad HattaTokoh proklamasi kita ini lahir di Fort de Kock Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 dari Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Mohammad Hatta juga seorang ekonom dan dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Beliau sangat senang membaca dan selalu membawa buku – bukunya walaupun sedang dalam Mohammad NatsirLahir di Lembah Gumanti, Kab. Solok pada 17 Juli 1908, Mohammad Natsir adalah seorang ulama, politisi dan juga seorang pejuang kemerdekaan. Beliau mendirikan partai Islam Masyumi dan juga dikenal di dunia internasional sebagai Presiden Liga Muslim Sedunia World Muslim Congress dan juga menjadi Ketua Dewan Masjid Mohammad YaminMohammad Yamin adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang lahir di Talawi, Sawahlunto dari orang tua bernama Usman Baginda Khatib dan Siti Saadah pada 23 Agustus 1903. Beliau seorang sastrawan, sejarawan, politikus, budayawan dan juga ahli hukum. Ia merupakan salah satu perintis puisi modern indonesia dan juga merupakan pelopor Sumpah Pemuda, mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia Gerindo bersama Adenn Kapau Gani dan Amir Sjarifoeddin, pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia, Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, juga Menteri Rasuna SaidBeliau adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang lahir di Maninjau pada 14 September 1910 yang banyak memperjuangkan hak – hak wanita. Rasuna Said melanjutkan pendidikan di pesantren Ar-Rasyidiyah sebagai satu – satunya santri perempuan, lalu melanjutkan ke Diniyah Putri Padang Panjang. Ia fokus memperjuangkan hak wanita dalam pendidikan dan politik melalui surat kabar yang dipimpinnya sehingga Belanda harus mempersempit ruang gerak Rasuna Sutan SjahrirLahir di Padang Panjang pada 5 Maret 1909 dan meninggal di Zurich, Swiss pada 9 April 1966 di usia 57 tahun, Sutan Syahrir adalah perdana menteri pertama di Indonesia. Sutan Sjahrir juga saudara seayah dari Rohana Kudus, seorang aktivis dan wartawan wanita dari Koto Gadang, Tan MalakaBeliau adalah aktivis kemerdekaan Indonesia dan pemimpin Partai Komunis Indonesia, pendiri Partai Murba yang lahir pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Siliki, Sumatera Barat. Penobatan gelar pahlawan nasional diberikan pada 28 Maret 1963 bagi pria yang bernama lengkap Ibrahim Datuk Tan Malaka. Ayahnya seorang karyawan pertanian bernama HM. Rasad dan ibunya bernama Rangkayo Tuanku TambusaiTuanku Tambusai dikenal dengan nama kecilnya yaitu Muhammad Saleh, anak dari perantau Minang yang lahir di Dalu – dalu, Nagari Tambusai, Rokan Hulu, Riau. Ayahnya bernama Tuanku Imam Maulana Kali berasal dari Rambah, seorang guru agama Islam dan ibunya bernama Munah dari nagari Tambusai. Perlawanan sengitnya terhadap Belanda membuatnya digelari Harimau Paderi dari Rokan. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun Muhammad Isa AnshariBeliau adalah seorang ulama yang sangat ahli dalam berpidato sehingga dijuluki sebagai Singa Podium yang mengaum bagaikan napoleon Masyumi. Ia lahir di Maninjau Sumbar pada 1 Juli 1916, sudah aktif di dunia politik sejak usianya masih sangat muda tepatnya di usia 10 tahun menjadi kader PSII Maninjau, dan usia 13 tahun aktif sebagai mubaligh Rohana KudusSalah satu pejuang wanita asal Sumbar ini lahir di Nagari Koto Gadang, Agam pada 20 Desember 1884 dari ayah bernama Mohamad Rasjad Maharadja Soetan dan ibu bernama Kiam. Ia adalah jurnalis perempuan yang tidak mengecap pendidikan formal, melainkan belajar bersama ayahnya. Rohana mendirikan sekolah Keterampilan Khusus Perempuan pada tanggal 11 Februari 1911, memimpin koran Perempuan Bergerak’, juga menjadi redaktur koran Radio’ dan Cahaya’, ia juga giat dalam memperjuangkan hak – hak perempuan. Sayangnya gelar Pahlawan Nasional belum disematkan kepadanya hingga saat sekian banyak nama pahlawan nasional dari Sumatera Barat ini, yang belum masuk ke dalam daftar resmi adalah Rohana Kudus dan Muhammad Isa Anshari yang informasinya masih simpang siur apakah sudah terdaftar sebagai pahlawan nasional atau belum. Walaupun demikian, perjuangan mereka sama sekali tidak bisa dianggap kecil dalam mengantarkan Indonesia menjadi negara yang merdeka dan bebas dari belenggu penjajahan asing.
Foto milik pribadi Tan MalakaTan Malaka, merupakan seorang pahlawan yang terlupakan. Namanya sulit sekali ditemukan dalam buku pelajaran, saat bersekolah. Pemikirannya terhadap kemerdekaan dan ketidakadilan kolonialisme haruslah diacungi jempol. Pemikiran-pemikirannya menjadikan Tan Malaka sebagai buronan Belanda dan menghabiskan separuh hidupnya dengan bersembunyi serta menggunakan nama samaran agar tidak dan Perjuangan Tan MalakaTan Malaka memiliki nama asli Sutan Ibrahim dengan gelar Datuk Sutan Malaka yang lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Suliki, Sumatra barat. Merupakan seseorang yang berasal dari keluarga bangsawan, di mana Tan diberi keleluasaan untuk sekolah di Kweekschool Sekolah Guru, Bukittinggi. Kemudian Tan melanjutkan sekolahnya di negeri Belanda yaitu Rijskweekschool, hal tersebut didukung karena kecerdasan yang dimiliki oleh Tan malaka dan adanya bantuan dana yang diberikan oleh orang-orang yang berada di kampung halamannya serta GH Horensma guru yang membantu dan melihat potensi dimiliki Tan menyelesaikan studinya di Belanda, Tan kembali ke Indonesia dan menjadi pengajar. Namun, kemudian Tan memilih untuk merantau ke Semarang dan bergabung dengan serikat Islam cabang Semarang. Tan Malaka menjalani hidupnya secara nomad dari satu negara ke negara lainnya, salah satunya ialah Rusia yang menguat menjadi Uni Soviet. Di sana Tan menjadi anggota dari Comintern yaitu Komunis Internasional. Setelah perang dunia II, tan menggunakan berbagai macam nama penyamaran, seperti Ilyas Husein, Ossorio, Ong Soong Lee, Alisio Rivera, dan Hasan akhir masa pendudukan Jepang di wilayah Indonesia, Tan menyamar sebagai seorang mandor di daerah Banten yang kemudian menghabiskan waktunya untuk menulis sebuah buku yang berjudul MadilogPada zaman revolusi, Tan dianggap sebagai otak dari adanya peristiwa 3 Juli 1946. Tan Malaka menentang hasil perundingan antara Republik Indonesia dengan Belanda, Tan menuntut kemerdekaan 100 persen dari para penjajah. Tan menulis sebuah buku yang berjudul Gerpolek, di dalam buku tersebut terdapat konsep-konsep perlawanan menurut Tan Malaka yang dapat dilakukan untuk melawan Imperialisme. Gerpolek ditulis ketika meringkuk di dalam penjara tanpa adanya dukungan informasi kepustakaan apa perjuangan tan Malaka memiliki empat pesan perjuangan, yaituPerjuangan seorang praksis, yang di mana pemikirannya terdapat dalam Madilog yang mencari solusi dalam lingkungan atau wilayah bangsanya budaya Minangkabau yang tercermin dalam cara berpikir dialektis yang berproses sesuai dengan tempat dan Tan MalakaTan Malaka ingin berupaya mewujudkan pendidikan yang mendahulukan kearifan lokal, agar masyarakat dapat memperoleh bekal untuk kehidupannya kelak. Pendidikan praksis Tan Malaka diwujudkannya di sekolah Sarekat Islam SIPemikiran pembangunan bangsa melalui pendidikan sudah dipikirkan dan dilaksanakan oleh Tan dalam tujuan programnya. pendidikan yang harus dibangun, yakniWajib belajar bagi seluruh penduduk Indonesia secara cuma-cuma sampai umur 17 tahun dengan bahasa Indonesia sebagai pengantar dan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang sistem pelajaran sekarang serta menyusun sistem yang langsung berdasarkan atas kepentingan-kepentingan negara Indonesia yang sudah ada dan akan serta memperbanyak jumlah sekolah kejuruan, pertanian, perdagangan, dsb. Memperbanyak dan memperbaiki sekola bagi para pegawai tinggi di lapangan teknik dan yang dimiliki oleh Tan malaka, dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satu paham yang menempel dalam diri Tan ialah Marxisme, yaitu sebuah paham yang mengikuti pemikiran Karl Marx yakni Materialisme, Dialektika, dan Historis. Namun, karena adanya perbedaan kondisi sosial dan geografi antara Indonesia dan eropa Tan memikirkan nasib bangsanya yang masih terjajah oleh kolonialisme. Tan, menuangkan pemikiran-pemikirannya di dalam buku yang berjudul Madilog. Pandangannya terhadap materialisme ialah cara berpikir yang tepat berdasarkan materi yang terwujud dalam berbagai bentuk. Kemudian, pemikiran mengenai Dialektika adalah pertentangan, pergerakan yang menuju perkembangan cara berpikir. Logika ialah ilmu berpikir yang perlu pertimbangan. Penjelasan tentang cara pikir sebagai pemikiran dalam memahami berbagai permasalahan politik yang ada pada masa itu dalam induksi, deduksi, dan verifikasi, sebagai pekerjaan sumbu logika. Sehingga materialisme adalah metode awalnya, dialektika adalah kritisme dari materialisme dan penutupnya ialah bukunya yang berjudul dari penjara ke penjara, Tan menjelaskan Syarat untuk menjadi suatu negara merdeka harus jelas. Ilmu kenegaraan yang resmi mendefinisikan negara merdeka hanya menggunakan tiga syarat saja, yaitu tentang daerah penduduk dan juga pemerintah. Tan merasa perlunya ada koreksi dan juga tambahan karena negara modern tidak dapat hidup dengan aman apabila hanya mengandalkan tiga syarat itu saja. Sekurang-kurangnya haruslah ada tiga syarat lagi, yakni perindustrian, bahan logam mentah dan letak yang Tan Malaka inilah yang membuatnya memiliki julukan sebagai Bapak Republik Indonesia karena beliau merupakan orang pertama yang menulis konsep mengenai Republik Indonesia. Julukan tersebut diberikan oleh Muhammad yamin. Bahkan, Soekarno sendiri mengaggumi pemikiran politik yang dimiliki oleh Tan seseorang yang juga berperan dalam kemerdekaan Indonesia, sepatutnya para pelajar mulai mengenal sosok Tan Malaka. Pemikiran dan perjuangan sangat cemerlang. Kita dapat mengenal sosoknya melalui beberapa karyanya, seperti buku Madilog, gerpolek, Aksi Massa, tanggal 21 Februari 1949 Tan Malaka terbunuh oleh pasukan dari batalion Sikatan, Divisi Brawijaya di Selopanggung, Kediri, Jawa Timur. Perintah untuk membunuh Tan Malaka diberikan oleh Letda. Soekotjo, yang dianggap sebagai "orang kanan sekali yang beropini Tan Malaka harus dihabisi" oleh seorang sejarawan yang bernama Harry Poeze. Setelah terjadi pembunuhan terhadap TanMalaka, Hatta memberhentikan Sungkono sebagai Panglima Divisi Jawa Timur serta Surachmat yang menjadi Komandan Brigade karena kesembronoannya dalam mengatasi kelompok Tan jasad Tan dikubur masih menjadi misteri, namun menurut Poeze yang merupakan seorang peneliti sejarah hidup Tan Malaka meyakini bahwa jasad Tan tidak dibuang ke sungai Brantas, sebagaimna dituliskan oleh sejarah, tetapi dikuburkan di halaman markas militer di dekat peristiwa penembakan akhir hidup dari Tan Malaka, seorang pahlawan yang harus mati di tangan militer dari bangsanya sendiri, bangsa yang selama ini ia bela puluhan tahun. padahal, pada saat itu Tan sedang menjadi pemimpin barisan dari gerakan gerilyawan melawan para penjajag demi mencapai kemerdekaan yang 100% bagi bangsanya. Boleh jadi, sejarah memang telah menghendakinya untuk mati sebagai tumbal dari Masykur Arif. 2018. Tan Malaka Sebuah Biografi Lengkap. Yogyakarta Laksana.
gelar sutan di bukittinggi